Rabu, 17 Juni 2009

PENELITIAN LICHENES
LUAR ANGKASA


Penelitian yang dilakukan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) menemukan bahwa lichen atau lumut kerak dapat bertahan hidup di kondisi luar angkasa yang keras.

Lichen merupakan organisme gabungan antara ganggang dan jamur. Di bumi, organisme ini mudah ditemukan di permukaan batu. Ia memang dikenal dapat bertahan hidup pada kondisi yang ekstrim seperti di daerah pegunungan. Nah, baru-baru ini diketahui juga bahwa lichen adalah bentuk kehidupan paling kompleks - sejauh ini - yang dapat bertahan dalam waktu lama di luar angkasa.

Dalam sebuah percobaan yang dipimpin oleh Leopoldo Sancho dari Universitas Compultense Madrid, dua spesies lichen - Rhizocarpon geographicum dan Xanthoria elegans - dimasukkan ke dalam kapsul dan diorbitkan bersama roket Soyuz Rusia tanggal 31 Mei 2005.

Begitu tiba di orbit Bumi, penutup kontainer dibuka dan sampel dibiarkan terbuka di lingkungan ruang angkasa selama 15 hari, sebelum dimasukkan lagi ke dalam kapsul lalu dibawa kembali ke bumi.

Selama di orbit, lichen berada di lingkungan hampa udara dengan suhu -20 derajat Celsius pada malam hari dan 20 derajat Celsius pada siang hari. Mereka juga diterpa radiasi ultraviolet Matahari.

"Yang mengejutkan, mereka tetap berada dalam kondisi normal setelah penerbangan," kata Rene Demets, peneliti untuk proyek Foton. "Lichen tidak berubah sama sekali seperti sebelum penerbangan."

Penumpang gelap

Selama di luar angkasa, lichen berubah menjadi tidak aktif dan tidak melakukan metabolisme. Tetapi setelah kembali ke Bumi semua kembali ke aktivitas normal. DNA-nya pun tidak mengalami kerusakan. Semua lichen sepertinya tahan menghadapi radiasi ultra violet, bahkan yang menerima penyinaran lebih.

Lichen memiliki lapisan mineral kuat yang melindunginya dari sinar ultra violet. Mereka terdiri dari organisme-organisme yang saling menyelimuti satu sama lain, sehingga lapisan paling atas mampu memberikan perlindungan pada sel-sel di bawahnya. Organisme ini sebelumnya sudah kemampuannya bertahan terhadap radiasi UV yang kuat di Bumi.

Percobaan di atas memberi dukungan pada teori panspermia, bahwa kehidupan dapat berpindah antar planet, misalnya dengan menumpang pada asteroid. Ini juga menjadi indikasi bahwa organisme serupa lichen mungkin dapat bertahan hidup di planet Mars, setidaknya selama musim panas.

Hubungan simbiosis

Walaupun atmosfer Mars sangat tipis, tetapi ada karbon dioksida yang diperlukan lichen untuk berfotosintesis. Namun, mereka mungkin tidak dapat bertahan lama di Mars karena kandungan oksigen yang sangat sedikit.

Pada tahun 1980-an, hasil percobaan yang dilakukan dalam satelit Long Duration Exposure Facility NASA menunjukkan bahwa bakteri tertentu cukup kuat untuk bertahan hidup di angkasa luar.

Rocco Mancinelli, yang juga pernah melakukan penelitian kehidupan mikro organisme di luar angkasa, mengaku tidak heran dengan kemampuan lichen bertahan hidup di luar atmosfer Bumi karena sebelumnya ada beberapa mikroorganisme yang juga dapat bertahan hidup di sana.

Kehidupan bersama antara ganggang dan jamur yang membentuk lichen berada dalam hubungan simbiosis atau saling menguntungkan. Ganggang memberi makan jamur sementara jamur memberikan lingkungan hidup yang nyaman bagi ganggang. (k-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar