Rabu, 17 Juni 2009

lichenes dan mikoriza

lichenes dan mikoriza
by: @jo assidiq
Mikoriza
Mikoriza merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.
Pembagian Mikoriza
Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan, yaitu : ektomikoriza dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada tempat mikoriza bersimbiosis pada akar.
• Ektomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks akar.
• Endomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-sel apeks akar.


LICHENES

Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga
sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini
hidup secara epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar
kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada
bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup
yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari,
tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali.
Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk
dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk
mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora,
membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat lichenes ini
sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional.
Tumbuhan ini memiliki warna yang bervariasi seperti putih, hijau keabuabuan,
kuning, oranye, coklat, merah dan hitam.
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis
yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai
pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang
berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah
dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari
fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini
adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk
tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil
metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah.

MORFOLOGI THALLUS
A. Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai
kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu
kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau
merah dengan habitat yang bervariasi.
Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa
merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal
pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari
thallus.
Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk :
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan
selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini
susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.
Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau
Pleopsidium
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian
tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang
tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau
endoploidal. Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki
struktur berlapis, disebut leprose.
b. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.
Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya.
Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut
berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini
melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi
sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.
Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
c. Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk
seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu,
daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara
permukaan atas dan bawah.
Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia
d. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut
squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan
sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.


B. Morfologi dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini
mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu.
- Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari
hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.
Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
- Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut
lapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
- Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke
segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian
yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian
atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi
membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
- Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar
dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar
(rhizines). Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah.
Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus
yang fungsinya sebagai proteksi.
Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan
rhizines coklat bercabang pada bagian bawah. Bagian tengah yang
berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla.
Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisan
coklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang
megandung spora jamur.
C. Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari
- Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit.
Diameternya sekitar 25 – 100 m, sehingga soredia dapat dengan mudah
diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi
tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan
perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel
gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang
miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia
ini terdapat di dalam soralum.
Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut
cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk
bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
- Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada
kulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 mdan tingginya antara 0,5 – 3 m.
Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam
media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan
luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose
mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetatpi
dianggap sebagai faktor genetika.
- Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering
dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang
dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan
Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
- Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna
kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah)
dang mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu
bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak
bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
- Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan
lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya
muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae
dan Stictaceae.
- Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang
muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan
hanya berbeda pada cara tumbuh saja.
- Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada
korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae
mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 mdan
terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan
Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau
pertukaran udara.
- Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari
alga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa,
cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan
terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis
ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,
Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

KLASIFIKASI LICHENES
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan
dari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti
Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa
lichenes dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur
sebenarnya. Bessey meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes.
Smith (1955) menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang
terpisah yang berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya
secara umum adalah sebagai beriktu :
1. Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
A. Ascolichens.
- Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetales, maka
tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium. Contoh :
Dermatocarpon dan Verrucaria.
- Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes
membentuk tubuh buah berupa apothecium yang berumur
panjang. Contoh : Usnea dan Parmelia.
Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari
famili: Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya berupa
gelatin.
Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc, Rivularia,
Gleocapsa dan lain-lain. Dari Cholophyceae adalah : Protococcus,
Trentopohlia, Cladophora dll.
B. Basidiolichenes
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae.
Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga
genus Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen
yaitu : Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus.
C. Lichen Imperfect
Deutromycetes fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria,
Leprocanlon, Normandia, dll.
2. Berdasarkan alga yang menyusun thalus
A. Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen
alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam
Mycophyceae.
Contoh : Ephebe, Collema
B. Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen
jamur menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa
gelatin Chlorophyceae.
Contoh : Parmelia
3. Berdasarkan type thallus dan kejadiannya
A. Crustose atau Crustaceous.
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah
atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan
Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara
bagian permukaan atas dan bawah.
B. Fruticose atau filamentous
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan
beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan.
Thallus bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris
atau seperti janggut atau benang yang menggantung atau berdiri
tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina. Yang
panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria. Cladonia adalah
tipe antara kedua bentuk itu.

Secara umum Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978)
adalah sebagai berikut :
Klas : Ascolichens
Ordo : Lecanorales
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae,
Coccocarpiaceae, Perltigeraceae, Stictaceae, Graphidaceae,
Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae,
Stereocaulaceae, Cladoniaceae, Umbilicariaceae, Lecanoraceae,
Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
Ordo : Sphariales
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae
Ordo : Myrangiales
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
Klas : Basidiolichens
Famili : Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae, Thelolomataceae.
Klas : Lichens Imperfect
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.
Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara, yaitu :
A. Secara Vegetatif
- Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh
yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru.
Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen.
Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa
oleh angin ke batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru.
Reproduksi vegetatif dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk
peningkatan jumlah individu.
- Isidia
Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-masing
mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya
sesuai.
- Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah
dan diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat
terlepas dari induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar
seperti abu yang tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang
baru memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.
B. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang
sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual
disebut pycnidiospores.
Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang
diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada
permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka
yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana
jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan
satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan
menjadi lichenes yang baru.
C. Secara Seksual
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan
jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah
kelompok jamur yang membangun tubuh lichenes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar