Senin, 27 Juli 2009

Senin, 20 Juli 2009

ilmu hadits

KATA PENGHANTAR

Menanggapi beberapa temen yang tertarik untuk belajar tentang pengetahuan dasar hadist maka saya berusaha untuk mengumpulkan beberapa referensi baik dari internet maupun dari buku dengan harapan dapat menambahan khasanah pengetahuan serta mempermudah pemahaman kita dalam mempelajari pengetahuan agama Islam, khususnya tentang hadits Nabi. Mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya serta diridhoi oleh Allah SWT.

“Ya Allah berikanlah hidayah kepada kami agar kami senantiasa mampu beristiqamah dalam menjalankan perintah-Mu dan meninggalkan larangan-Mu, dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang mencintai-Mu dan Rasul-Mu, amin ya Rabbal alamin.”

Sejarah Pengumpulan Hadits

by :@jo

1. Periode Periwayatan Hadits dengan Lisan dan Menjaganya dengan

Hafalan (abad ke-I H)

Pada periode ini (sahabat dan tabi'in senior) belum dibukukan melainkan dijaga dalam hafalan, karena nabi SAW pernah melarang mereka menulis hadits-hadits beliau sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : Janganlah kalian menulisi dariku selain al-Qur'an, dan barangsiapa yang telah menulis sesuatu selain al-Qur'an maka ia harus menghapusnya. Walaupun akhirnya beliau SAW membolehkannya, yaitu pada hari penaklukan Makkah pada para sahabat : Tulislah apa yang aku sampaikan untuk abu Syah. Dan membolehkan AbduLLAH bin Amr bin Ash untk menulis hadits-hadits darinya.

Saat nabi SAW wafat para sahabat berinisiatif untuk menulis al-Qur'an dalam bentuk mushaf dan tidak membukukan hadits nabi SAW melainkan bersungguh-sungguh menyebarkannya dalam bentuk hafalan mereka.



2. Periode Penulisan dan Pembukuan Hadits (abad ke-II H)

Dengan tersebarnya Islam, terpencarnya sahabat dan sebagian wafat, maka mulai terasa perlunya pembukuan hadits. Hal ini menggerakkan khalifah Umar bin Abdul Aziz (menjabat th 99H-101H) untuk memerintahkan para ulama terutama pada Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (qadhi Madinah) dan Muhammad bin Muslim bin UbaidiLLAH bin AbduLLAH bin Syihab az Zuhri al-Madani (tokoh ulama Hijaz dan Syam 124 H).

Setelah kedua tokoh ini maka mulailah banyak yang mengikuti mereka seperti Ibnu Juraij (150-H) dan Ibnu Ishaq (151-H) di Makkah; Ma'mar (153-H) di Yaman; al-Auza'i (156-H) di Syam; Malik (179-H), Abu Arubah (156-H) dan Hammah bin Salamah (176-H) di Madinah; Sufyan ats-Tsauri (161-H) di Kufah; AbduLLAH bin Mubarak (181-H) di Khurasan; Husyaim (188-H) di Wasith; Jarir bin abdul Hamid (188-H) di Ray. Mereka tidak hanya menulis hadits-hadits nabi SAW saja, tetapi juga atsar para sahabat dan tabi'in.

Kitab-kitab hadits yang masyhur di masa itu adalah :

(1) Mushannaf oleh Syu'bah bin al-Hajjaj (160-H)

(2) Mushannaf oleh Al-Laits bin Sa'ad (175-H)

(3) Al-Muwaththa' oleh Malik bin Anas al-Madani, Imam Darul Hijrah (179-H).

(4) Mushannaf oleh Sufyan bin Uyainah (198-H)

(5) Al-Musnad oleh asy-Syafi'i (204-H)

(6) Jami al-Imam oleh Abdurrazzaq bin Hammam ash-Shan'ani (211-H)



3. Periode Penyaringan Hadits dari Perkataan para Shahabat dan Tabi'in (abad ke-III H)

Yaitu dimana tidak ditulis kecuali hadits-hadits nabi SAW saja, sehingga mulai disusun kitab-kitab musnad yang bersih dari fatwa-fatwa, seperti musnad Imam Ahmad bin Hanbal. Walaupun demikian, masih tercampur dengan hadits-hadits dha'if bahkan maudhu', sehingga pada pertengahan abad-III ini para ulama membuat kaidah-kaidah dan syarat-syarat hadits shahih. Sehingga muncul ide-ide untuk mengumpulkan yang shahih-shahih saja yang dipelopori oleh Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizbah al-Bukhari (Imam Bukhari) dengan karyanya Jami'us Shahih dan disusul oleh muridnya Imam Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi (Imam Muslim), sehingga abad ini merupakan abad keemasan bagi hadits dengan munculnya para ahli hadits terkemuka dan disusunnya kutubus-sittah (6 kumpulan hadits) yang memuat hampir seluruh hadits-hadits yang shahih.

Diantara kitab-kitab hadits yang sudah tersusun waktu itu adalah :

(1) Mushannaf Said bin Manshur (227-H)

(2) Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (235-H)

(3) Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (241-H)

(4) Shahih al-Bukhari (251-H)

(5) Shahih Muslim (261-H)

(6) Sunan Abu Daud (273-H)

(7) Sunan Ibnu Majah (273-H)

(8) Sunan At-Tirmidzi (279-H)

(9) Sunan An-Nasa'i (303-H)

(10) Al-Muntaqa fil Ahkam Ibnu Jarud (307-H)

(11) Tahdzibul Atsar Ibnu Jarir at-Thabari (310-H)

4. Periode Penyempurnaan (Abad-IV H)

Yaitu pemisahan antara ulama mutaqaddimin (salaf) yang metode mereka adalah berusaha sendiri dalam meneliti perawi, menghafal hadits sendiri serta menyelidiki sendiri sampai pada tingkat sahabat dan tabi'in. Sedangkan ulama muta'akhkhirin (khalaf) ciri mereka dalam menyusun karyanya adalah dengan menukil dari kitab-kitab yang telah disusun oleh salaf, menambahkan, mengkritik dan men-syarah-nya (memberikan ulasan tentang isi hadits-hadits tersebut).

Kitab-kitab hadits yang termasyhur pada abad ini diantaranya adalah

1) Shahih Ibnu Khuzaimah (311-H)

2) Shahih Abu Awwanah (316-H)

3) Shahih Ibnu Hibban (354-H)

4) Mu'jamul Kabir, Ausath dan Shaghir, oleh At-Thabrani (360-H)

5) Sunan Daraquthni (385-H)



5. Periode Klasifikasi dan Sistemisasi Penyusunan Kitab-kitab Hadits (Abad-V H)

Yaitu dengan mengklasifikasikan hadits, cara pengumpulannya, kandungannya dan tema-tema yang sama. Disamping itu juga mensyarah dan meringkas kitab-kitab hadits sebelumnya, sehingga muncullah berbagai kitab-kitab hadits hukum, seperti :

1) Sunanul Kubra, al-Baihaqi (384-458 H).

2) Muntaqal Akhbar, Majduddin al-Harrani (652-H).

3) Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Ibnu Hajar al-Asqalani (852-H).

Dan berbagai kitab targhib wa tarhib (kitab yang berisi berbagai hal untuk menggemarkan dalam beribadah dan mengancam bagi yang lalai), seperti :

(1) At-Targhib wa Tarhib, Imam al-Mundziri (656-H).

(2) Riyadhus Shalihin, oleh Imam Nawawi (767-H).

ILMU HADITS

Ilmu yang mempelajari tentang hadits dikenal dengan ilmu mustholah hadits. Ilmu Mustholah hadits hanya ada dalam agama Islam sehingga ajaran Islam dapat dijamin keasliannya secara ilmiah, alhamdulillah..

Ilmu hadits ada dua macam, yaitu ilmu hadits dirayah dan ilmu hadits riwayah. Ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang mempelajari apa-apa yang disandarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat-sifat beliau. Sedangkan ilmu hadits dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan sanad, matan, cara menerima dan meriwayatkan hadis serta sifatsifat perawi, dll.

DEFINISI HADITS / SUNNAH DAN ATSAR

Hadits berarti : apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw baik berupa perbuatan, perkataan, persetujuan, sifat-sifat, dan keizinan Nabi Muhammad saw (af ‘al, aqwal, dan taqrir ).

Pengertian hadits sebagaimana tersebut diatas adalah identik dengan sunnah, yang secara etimologis berarti jalan atau tradisi. Sunnah adalah sumber hukum Islam ( pedoman hidup kaum muslimin) yang kedua setelah Al-Qur’an.

Sedangkan jika yang dimaksud dengan atsar ialah ucapan para sahabat dan tabi’in.

STRUKTUR HADITS

Struktur hadits yang lengkap terdiri dari 2 bagian, yaitu sanad/isnad dan matan.

Contoh: Musaddad mengabari bahwa Yahyaa sebagaimana diberitakan oleh Syu’bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri” (Hadits riwayat Bukhari).

a.Sanad. Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari > Musaddad > Yahyaa > Syu’bah > Qataadah > Anas > Nabi Muhammad SAW.

Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut. Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah keutuhan sanadnya, jumlahnya, dan perawi akhirnya.

b.Matan. Matan ialah isi/redaksi dari hadits. Dari contoh sebelumnya maka matan hadits bersangkutan ialah: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri”.

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami Al Hadits ialah ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan, kemudian matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan), dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

KLASIFIKASI HADITS BERDASARKAN UJUNG SANAD

a.Hadits Marfu’. Adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad SAW (contoh seperti pada hadits sebelumnya).

b.Hadits Mauquf. Adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda, baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu’. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara’id (hukum waris) menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: “Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah”. Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat seperti “Kami diperintahkan..”, “Kami dilarang untuk…”, “Kami terbiasa… jika sedang bersama rasulullah” maka derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu’.

c.Hadits Maqtu’. Adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi’in (penerus). Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan: “Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu”.

KLASIFIKASI HADITS BERDASARKAN KEUTUHAN RANTAI/LAPISAN SANAD

Berdasarkan klasifikasi ini hadits terbagi menjadi beberapa golongan yakni Musnad, Munqati’, Mu’allaq, Mu’dal dan Mursal. Keutuhan rantai sanad maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur diatasnya.

Ilustrasi sanad : Pencatat Hadits > penutur 4> penutur 3 > penutur 2 (tabi’in) > penutur 1(Para sahabat) > Rasulullah SAW.

a.Hadits Musnad, yaitu apabila urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Yakni urutan penutur memungkinkan terjadinya transfer hadits berdasarkan waktu dan kondisi.

b.Hadits Mursal, yaitu bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi’in menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi’in (penutur2) mengatakan “Rasulullah berkata” tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya).

c.Hadits Munqati’, yaitu bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3.

d.Hadits Mu’dal, yaitu bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.

e.Hadits Mu’allaq, yaitu bila sanad terputus pada penutur 4 hingga penutur 1 (Contoh: “Seorang pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah mengatakan….” tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah).

KLASIFIKASI HADITS BERDASARKAN JUMLAH PENUTUR

Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang menjadi sanad hadits tersebut. Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi atas hadits Mutawatir dan hadits Ahad.

a.Hadits Mutawatir. Adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadits mutawatir (sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis yakni mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan ma’nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama pada tiap riwayat).

b.Hadits Ahad. Ialah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain:

Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur).

Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan).

Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.

KLASIFIKASI HADITS BERDASARKAN TINGKATAN KEASLIAN

Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadits tersebut. Penentuan tinggi rendahnya tingkatan keaslian suatu hadits bergantung kepada tiga hal, yaitu jumlah rawi, keadaan (kualitas) rawi, dan keadaan matan.

a.Hadits Sahih. Hadits sahih menurut bahasa berarti hadits yang bersih dari cacat, hadits yang benar berasal dari Rasulullah SAW. Menurut para ulama, hadits sahih adalah hadits yang susunan lafadnya tidak cacat dan maknanya tidak menyalahi ayat (Al-Qur’an), hadis mutawatir, atau ijimak serta para rawinya adil dan dabit.

Hadits shahih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1.Sanadnya bersambung, artinya setiap rawi mengambil haditsnya secara langsung dari orang di atasnya, dari awal sanad hingga akhir sanad

2.Adilnya para perawi (penutur), yaitu setiap periwayat harus: muslim, baligh, berakal, tidak fasik, dan tidak buruk tingkah lakunya (jujur, adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, terjaga muruah (kehormatan)-nya).
3.Dlabith, yaitu setiap rawi harus sempurna / kuat daya ingatnya, baik dalam hafalan atau catatan.

4.Tidak syadz, yaitu matannya tidak mengandung keganjilan (bertentangan) dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang lebih tsiqah.

5.Tidak ada illat, yakni haditsnya tidak cacat / tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits tersebut.

Sebagai contoh, sebuah hadits dalam Shahih Bukhari:


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ اَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ

Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Yusuf, yang berkata telah mengkabarkan kepada kami Malik, dari Ibnu Syihab, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im, dari bapaknya, yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw membaca surat At-Thur di waktu shalat maghrib” (HR. Bukhari, No 731).

Hadits diatas dihukumi sebagai hadits shahih karena:

i).Sanadnya tersambung, sebab masing-masing periwayat yang meriwayatkan telah mendengar haditsnya dari syaikhnya (gurunya). Sedangkan adanya ‘an’anah yaitu Malik, Ibnu Syihab dan Ibnu Jabir termasuk bersambung karena mereka bukan mudallis.

ii).Para periwayat hadits diatas semuanya adil dan dlabith. Kriteria mengenai mereka (para perawi hadits) telah ditentukan oleh para ulama Jarh wa Ta’dhil, yaitu:
Abdullah bin Yusuf: orangnya tsiqah (terpercaya) dan mutqin (cermat).
Malik bin Anas: Imam sekaligus hafidz.
Ibnu Syihab Az-Zuhri: orangnya faqih, hafidz, disepakati tentang ketinggian kedudukan dan kecermatannya.
Muhammad bin Jabir: tsiqah.
Jabir bin Muth’im: sahabat.

iii).Tidak syad, karena tidak bertentangan dengan perawi yang lebih kuat

iv).Tidak ada illat (cacat) dalam hadits diatas

b.Hadits Hasan. Menurut bahasa, hasan berarti bagus atau baik. Disebut hadits hasan, bila hadits yg tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.

c.Hadits Daif. Hadits daif menurut bahasa berarti hadits yang lemah, yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah (rendah) tentang benarnya hadits itu berasal dari Rasulullah SAW. Menurut para ulama hadits daif adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits sahih dan juga tidak memenuhi syarat-syarat hadits hasan.

d.Hadits Maudhu’. Yaitu bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.

KLASIFIKASI HADITS DARI SEGI DAPAT DITERIMA ATAU TIDAKNYA

a.Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman). Maqbul menurut bahasa berarti yang diambil, yang diterima, yang dibenarkan. Sedangkan menurut urf Muhaditsin hadits Maqbul ialah hadits yang menunjuki suatu keterangan bahwa Nabi Muhammad SAW menyabdakannya. Hadits maqbul mencakup hadits shahih dan hadits hasan.

b.Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman). Mardud menurut bahasa berarti yang ditolak, yang tidak diterima. Sedangkan menurut urf Muhaditsin, hadits mardud ialah hadits yang tidak menunjuki keterangan yang kuat akan adanya dan tidak menunjuki keterangan yang kuat atas ketidakadaannya, tetapi adanya dengan ketidakadaannya bersamaan. Hadits mardud mencakup hadits dha’if / lemah dan hadits maudhu’ / palsu.

Usaha seleksi itu diarahkan kepada tiga unsur hadits, yaitu :

1.Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits). Suatu persambungan hadits dapat dinilai segala baik, apabila antara pembawa dan penerima hadits benar-benar bertemu bahkan dalam batas-batas tertentu berguru. Tidak boleh ada orang lain yang berperanan dalam membawakan hadits tapi tidak nampak dalam susunan pembawa hadits itu.

Apabila ada satu kaitan yang diragukan antara pembawa dan penerima hadits, maka hadits itu tidak dapat dimasukkan dalam kriteria hadits yang maqbul.

2.Rawi (orang-orang yang membawakan hadits). Seseorang yang dapat diterima haditsnya ialah yang memenuhi syarat-syarat :
a.’Adil, yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan membiasakan dosa.

b.Hafizh, yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan kriteria-kriteria seleksi tersebut, maka jumhur (mayoritas) ulama berpendirian bahwa kitab ash-Shahih Bukhari dan kitab ash-Shahih Imam Muslim dapat dijamin keshahihannya ditinjau dari segi sanad dan rawi.

3.Matan (materi hadits). Suatu materi hadits dapat dinilai baik apabila materi hadits itu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an atau hadits lain yang lebih kuat, tidak bertentangan dengan realita, tidak bertentangan dengan fakta sejarah, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pokok ajaran Islam. Namun ada satu norma yang disepakati oleh mayoritas ulama, yaitu: “Apabila Qur’an dan hadits bertentangan, maka ambillah Qur’an.”

BAGAIMANA MENGETAHUI APAKAH SUATU HADITS ITU MAQBUL ATAU TIDAK?

1.Perhatikan materinya, apakah sesuai dengan norma diatas.
2.Perhatikan kitab pengambilannya (rowahu = diriwayatkan, atau ahrajahu = dikeluarkan ). Apabila matannya diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim, maka dapat dinilai hadits itu shahih, atau paling rendah hasan.

Suatu hadits dapat dikatakan shahih apabila ujung hadits itu oleh para ulama diberi kata-kata:

a.Diriwayatkan / dikeluarkan oleh jama’ah.

b.Diriwayatkan / dikeluarkan oleh Imam 7.

c.Diriwayatkan / dikeluarkan oleh Imam 6.

d.Diriwayatkan / dikeluarkan oleh dua syaikh (Bukhari dan Muslim).

e.Disepakati oleh Bukhari dan Muslim (Muttafaqun ‘alaihi).

f.Diriwayatkan oleh Bukhari saja atau oleh Muslim saja.

g.Diriwayatkan oleh …..dan disyahkan oleh Bukhari atau Muslim.

h.Diriwayatkan oleh …..dengan syarat Bukhari atau Muslim.

7 KITAB HADITS UTAMA

Diantara kitab-kitab hadits yang ada, maka Shahih Bukhari-lah kitab hadits yang terbaik dan menjadi sumber kedua setelah al-Qur’an, dan kemudian menyusul Shahih Muslim. Ada para ulama hadits yang meneliti kitab Muslim lebih baik daripada Bukhari, tetapi ternyata kurang dapat dipertanggungjawabkan, walaupun dalam cara penyusunan hadits-hadits, kitab Muslim lebih baik daripada Bukhari, sedang syarat-syarat hadits yang digunakan Bukhari ternyata tetap lebih ketat dan lebih teliti daripada apa yang ditempuh Muslim. Seperti tentang syarat yang diharuskan Bukhari berupa keharusan kenal baik antara seorang penerima dan penyampai hadits, dimana bagi Muslim hanya cukup dengan muttashil ( bersambung ) saja.

Menurut sebagian besar para ulama hadits, diantara kitab-kitab hadits ada 7 ( tujuh ) kitab hadits utama yang dinilai terbaik yaitu :

1.Ash-Shahih Bukhari, disusun oleh Bukhari (194-256 H)

2.Ash-Shahih Muslim, disusun oleh Muslim (204-262 H)

3.Ash-Sunan Abu-Dawud, disusun oleh Abu Dawud (202-275 H)

4.As-Sunan Nasa’i, disusun oleh an-Nasa’i (215-303 H)

5.As-Sunan Tirmidzi, disusun oleh At-Turmudzi (209-279 H)

6.As-Sunan Ibnu Majah, disusun oleh Ibnu Majah (209-273).

7. Al-Musnad Imam Ahmad.

BEBERAPA ISTILAH DALAM ILMU HADITS BERDASARKAN SIAPA YANG MERIWAYATKAN

a.Muttafaq ‘Alaih (disepakati atasnya), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, dikenal dengan Hadits Bukhari dan Muslim.

b.As Sab’ah, berarti tujuh perawi yaitu: Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Nasa’i dan Imam Ibnu Majah.

c.As Sittah, maksudnya enam perawi yakni mereka yang tersebut diatas selain Ahmad bin Hambal.

d.Al Khamsah, maksudnya lima perawi yaitu mereka yang tersebut diatas selain Imam Bukhari dan Imam Muslim.

e.Al Arba’ah, maksudnya empat perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.

f.Ats tsalatsah, maksudnya tiga perawi yaitu mereka yang tersebut di atas selain Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

Jika terdapat kebenaran dari apa yang disampaikan maka itu datangnya tak lain adalah dari Allah, dan jika terdapat kesalahan maka itu datangnya adalah dari diri saya sendiri.

PERBEDAAN ANTARA ALQURAN, HADIS QUDSI,

DAN HADIS NABAWI

Definisi Alquran telah dikemukakan pada halaman terdahulu, dan untuk mengetahui perbedaan antara definisi Alquran dengan hadis qudsi dan hadis nabawi, di sini kami kemukakan dua definisi.


Hadis Nabawi


Hadits (baru) dalam arti bahasa lawan dari kata qadim (lama). Dan, yang dimaksud hadis ialah setiap kata-kata yang diucapkan dan dinukil serta disampaikan oleh manusia, baik kata-kata itu diperoleh melalui pendengarannya maupun wahyu; baik dalam keadaan jaga maupun dalam keadaan tidur. Dalam pengertian ini, Alquran dinamakan hadis.


"Hadis (kata-kata) siapakah yang lebih benar selain dari pada Allah?" (An-Nisa: 87).


Begitu pula yang terjadi pada manusia, di waktu tidurnya juga dinamakan hadis.


"... dan engkau telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil dari hadis-hadis-maksudnya mimpi." (Yusuf: 101).


Adapun menurut istilah, pengertian hadis ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw., baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. Yang berupa perkataan seperti perkataan Nabi saw., "Sesungguhnya sahnya amal itu disertai dengan niat. Dan, setiap orang bergantung pada niatnya ...."(HR Bukhari).


Yang berupa perbuatan ialah seperti ajarannya kepada para sahabat mengenai bagaimana cara mengerjakan salat, kemudian ia mengatakan, "Salatlah seperti kamu melihat aku salat." (HR Bukhari).

Juga, mengenai bagaimana ia melaksanakan ibadah haji, dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda, "Ambillah dariku manasik hajimu." (HR Muslim).


Adapun yang berupa persetujuan adalah seperti ia menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah seorang sahabat, baik perkataan ataupun perbuatan; di hadapannya ataupun tidak, tetapi beritanya sampai kepadanya, seperti makanan biawak yang dihidangkan kepadanya. Dan, persetujuannya dalam satu riwayat, Rasulullah saw. mengutus orang dalam satu peperangan. Orang itu membaca suatu bacaan dalam salat yang diakhiri dengan qul huwallahu ahad. Setelah pulang, mereka menyampaikan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. berkata, "Tanyakan kepadanya mengapa ia berbuat demikian?" Mereka pun menanyakan, dan orang itu menjawab, "Kalimat itu adalah sifat Allah dan aku senang membacanya." Maka Rasulullah saw. menjawab, "Katakan kepadanya bahwa Allah pun menyenangi dia." (HR Bukhari dan Muslim).


Yang berupa sifat adalah riwayat seperti bahwa Rasulullah saw. selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar, tidak suka berteriak keras, tidak pula berbicara kotor, dan tidak juga suka mencela.


HADIS QUDSI


Kita telah mengetahui makna hadis secara etimologi, sedangkan qudsi dinisbatkan kepada kata quds. Nisbah ini mengesankan rasa hormat karena materi kata itu sendiri menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam arti bahasa. Maka, kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis sama dengan tathir, dan taqaddasa sama dengan tathahhara (suci, bersih). Allah berfirman tentang malaikat, "... padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau ...." (Al-Baqarah: 30).


Hadis qudsi adalah hadis yang oleh Rasulullah saw. disandarkan kepada Allah. Maksudnya, Rasulullah saw. meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka, Rasulullah saw. menjadi perawi kalam Allah ini dengan lafal dari Rasulullah saw. sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi, dia meriwayatkannya dari Allah dengan disandarkan kepada Allah dengan mengatakan, "Rasulullah saw. mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya," atau ia mengatakan, "Rasulullah saw. mengatakan, 'Allah Taala telah berfirman atau berfirman Allah Taala'."


Contoh Pertama


Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw. mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya, "Tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu malam maupun siang hari ...." (HR Bukhari).


Contoh Kedua


Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. berkata, "Allah Taala berfirman, 'Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, Aku pun menyebutnya di kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu ...'." (HR Bukhari dan Muslim).


Perbedaan Alquran dengan Hadis Qudsi


Ada beberapa perbedaan antara Alquran dengan hadis qudsi, dan yang terpenting adalah sebagai berikut.


1. Alquran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. dengan lafal-Nya, dan dengan itu pula orang Arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Alquran itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku, karena Alquran adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat. Adapun hadis qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.


2. Alquran hanya dinisbatkan kepada Allah, sehingga dikatakan Allah Taala berfirman. Adapun hadis qudsi, seperti telah dijelaskan di atas, terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadis qudsi itu kepada Allah adalah nisbah dibuatkan. Maka dikatakan, Allah telah berfirman atau Allah berfirman. Dan, terkadang pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah saw. tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar, karena Nabi menyampaikan hadis itu dari Allah. Maka, dikatakan Rasulullah saw. mengatakan apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.


3. Seluruh isi Alquran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya mutlak. Adapun hadis-hadis qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadis itu sahih, hasan, dan kadang-kadang daif.


4. Alquran dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Hadis qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya dari Rasulullah saw. Hadis qudsi ialah wahyu dalam makna, tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis, diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya saja.


5. Membaca Alquran merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalam salat. "Maka, bacalah apa yang mudah bagimu dalam Alquran itu." (Al-Muzamil: 20).


Nilai ibadah membaca Alquran juga terdapat dalam hadis, "Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan, kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR Tirmizi dan Ibnu Mas'ud).

Adapun hadis qudsi tidak disuruh membacanya dalam salat. Allah memberikan pahala membaca hadis qudsi secara umum saja. Maka, membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Alquran bahwa pada setiap huruf mendapatkan sepuluh kebaikan.

Perbedaan antara Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi


Hadis nabawi itu ada dua.

Pertama, tauqifi. Yang bersifat tauqifi yaitu yang kandungannya diterima oleh Rasulullah saw. dari wahyu. Lalu, ia menjelaskan kepada manusia dengan kata-katanya sendiri. Bagian ini meskipun kandungannya dinisbahkan kepada Allah, tetapi dari segi pembicaraan lebih layak dinisbahkan kepada Rasulullah saw., sebab kata-kata itu dinisbahkan kepada yang mengatakannya meskipun di dalamnya terdapat makna yang diterima dari pihak lain.


Kedua, taufiqi. Yang bersifat taufiqi yaitu yang disimpulkan oleh Rasulullah saw. menurut pemahamannya terhadap Alquran, karena ia mempunyai tugas menjelaskan Alquran atau menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian kesimpulan yang bersifat ijitihad ini diperkuat oleh wahyu jika ia benar. Dan, bila terdapat kesalahan di dalamnya, turunlah wahyu yang membetulkannya. Bagian ini bukanlah kalam Allah secara pasti.

Dari sini, jelaslah bahwa hadis nabawi dengan kedua bagiannya yang tauqifi atau yang taufiqi dengan ijtiihad yang diakui dari wahyu itu bersumber dari wahyu. Inilah makna dari firman Allah tentang Rasul-Nya, "Dia (Muhammad) tidak berbicara menurut hawa nafsunya. Apa yang diucapkannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diturunkan kepadanya." (An-Najm: 3--4).


Hadis qudsi itu maknanya dari Allah, ia disampaikan kepada Rasulullah saw. melalui salah satu cara penuturan wahyu, sedang lafalnya dari Rasulullah saw. Inilah pendapat yang kuat. Dinisbahkannya hadis qudsi kepada Allah Taala adalah nisbah mengenai isinya, bukan nisbah mengenai lafalnya. Sebab, seandainya hadis qudsi itu lafalnya juga dari Allah, tidak ada lagi perbedaan antara hadis qudsi dan Alquran, dan tentu pula gaya bahasanya menuntut untuk ditantang, serta membacanya pun akan dianggap ibadah.

Mengenai hal ini timbul dua macam syubhat.

Pertama, bahwa hadis nabawi juga wahyu secara maknawi yang lafalnya dari Rasulullah saw., tetapi mengapa hadis nabawi tidak kita namakan juga hadis qudsi. Jawabnya adalah, kita merasa pasti tentang hadis qudsi bahwa ia diturunkan maknanya dari Allah karena adanya nas syara yang menisbahkannya kepada Allah, yaitu kata-kata Rasulullah saw. Allah Taala telah berfirman, atau Allah Taala berfirman. Itu sebabnya kita namakan hadis itu hadis qudsi. Hal ini berbeda dengan hadis nabawi, karena hadis nabawi tidak memuat nas seperti ini. Di samping itu, masing-masing isinya boleh jadi diberitahukan kepada Nabi melalui wahyu, yakni secara tauqifi, namun mungkin juga disimpulkan melalui ijtihad, yaitu secara taufiqi. Oleh sebab itu, kita namakan masing-masing dengan nabawi sebagai terminal nama yang pasti. Seandainya kita mempunyai bukti untuk membedakan mana wahyu tauqifi, tentulah hadis nabawi itu kita namai pula hadis qudsi.

Kedua, apabila lafal hadis qudsi itu dari Rasulullah saw., maka dengan alasan apakah hadis itu dinisbahkan kepada Allah melalui kata-kata Nabi: Allah Taala telah berfirman atau Allah Taala berfirman. Jawabnya ialah bahwa hal yang demikian ini biasa terjadi dalam bahasa Arab, yang menisbahkan kalam berdasarkan kandungannya, bukan berdasarkan lafalnya. Misalkan ketika kita mengubah sebait syair menjadi prosa, kita katakana bahwa penyair berkata demikian. Juga ketika kita menceritakan apa yang kita dengar dari seseorang, kita pun mengatakan si Fulan berkata demikian. Begitu juga Alquran menceritakan tentang Musa, Firaun, dan sebagainya, isi kata-kata mereka dengan lafal yang bukan lafal mereka dan dengan gaya bahasa yang bukan gaya bahasa mereka, tetapi dinisbahkan kepada mereka.

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firmannya): 'Datangilah kaum yang zalim itu, (yaitu) kaum Firaun. Mengapa mereka tidak bertakwa? Berkata Musa: 'Ya Tuahnku, aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. Dan, (karena itu) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun. Dan, aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.' Allah berfirman, 'Jangan takut (mereka tidak akan bisa membunuhmu), maka pergilah kami berdua dengan membawa ayat-ayat kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakana), maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakanlah olehmu, 'Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam, lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami.' Firaun menjawab, 'Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. Dan, kamu telah berbuat sesuatu perbuatan yang kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna.' Berkata Musa, 'Aku telah melakukannya sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu, aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil.' Firaun bertanya, 'Siapa Tuhan semesta alam itu?' Musa menjawab, 'Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayainya'." (As-Syuara: 10--24).

Kumpulam Hadist Tarbawy

KEIMANAN

1.Tentang iman, islam, ihsan

حديث ابى هريرة رضى الله عنه قال كان النبى صلى الله عليه وسلم بارزا يوما للناس فاتاه رجول فقال: ما الايمان الايمان ان تؤمن بالله وملا ئكته وبلقائه وبرسوله وتؤمن بالبعث قال: ماالاسلام قال: الاسلام ان تعبد الله ولاتشرك به وتقيم االصلاة وتؤدى الزكاة المفروضة وتصوم رمضان قال: ما الاحسان قال: ان تعبد الله كانك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك قال: متى الساعة قال: ماالمسئول عنها باعلم من السائل قال: وساخبرك عن اشراطها قال: ادا ولدت الامة ربهاواداتطاول رعاة الابل البهم فى البنيان, فى خمس لايعلمهن الاالله ثم تلا النبى صلى الله عليه وسلم ان الله عنده علم الساعة وينزل الغيث ويعلم مافى الارحام وماتدرى نفس ماداتكسب غداوماتدرى نفس باي ارض تموت ان الله عليم خبير(الاية) ثم ادبر فقال:(ردوه) فلم يرواشيئافقال:” هدا جبريل جاء يعلم الناس دينهم” (متفق عليه)

Artinya:

Hadits abi hurairah R.a berkata: bahwasanya rosulullah suatu hari memberi nasihat pada umat, datanglah seorang laki-laki dan bertanya: apakah iman itu? Berkata rosulullah SAW:iman ialah bahwasanya beriman pada Allah , malaikat , perjumpaan dgn rosulullah dan beriman dgn hari kiamat. Lalu bertanya apa itu islam? Rosulullah menjawab: islam ialah menyembah Allah dan tidak menyekutukannya, mendirikan solat, menunaikan zakat yang diwajibkan, puasa ramadhan. Kemudian bertanya apakah ihsan itu? Rosulullah menjawab: menyembah Allah seperti ia melihatmu dan jika tiada melihatnya, maka ia melihatmu. Ia bertanya: kapan hari kiamat itu? Bersabda rosulullah:yang bertanya lebih mengetahui dari yang ditanya. Lalu ia bertanya: beritahukan aku ttg tanda-tandanya? Dijawab: jika seorang melahirkan tuannya, tukang gembala bermegah-megahan dalam bangunan, lima perkara yang tiada mengetahuinya kecuali allah. Kemudian membaca rosulullah: bahwasanya Allah mengetahui hari kiamat, menurunkan hujan, mengetahui apa yang didalam rahim, apa-apa yang tdk diketahui diri, apa yang akan terjadi esok, dan tiada mengetahui dimana ia dikuburkan kelak, Allah yang maha mengetahui. Kemudian ia pergi. Dan berkata sahabat: tiada tampak atasnya bekas perjalanan jauh. Rosulullah menjawab: itu jibril yang datang untuk mengajari umat manusia tentang agama islam.

Sumber: lu’lu’ wal marjan (5)

2.Iman ketika keluar maksiat

حديث ابى هريرة رضى الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لا يزنى الزني حين يزني وهو مؤمن ولا يسرق حين يسرق وهو مؤمن, ولا يشرب االخمر حين يشربها وهو مؤمن التوبة معروضة بعدا” (رواه مسلم)

Artinya:

Hadits Abi hurairah r.a, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda: tidak akan berzina orang yang berzina apabila ketika berzina ia beriman, dan tidak mencuri seorang pencuri apabila ia mencuri dalam keadaan beriman, dan tiada meminum khamar apabila ia meminumnya dalam keadaan beriman, taubat dilaksanakan sesudahnya.

Sumber: shohih muslim (104)

3.malu sebagian daripada iman

حديث ابن عمر رضى الله عنهما: ان رسول الله صلى الله عليه وسلم مر على رجل من الانصار وهو يعظ اخاه فى الحياء, فقال رسول الله عليه وسلم:” دعه فان االحياء من الايمان (متفق عليه)

Artinya:

Hadits Ibnu Umar r.a, bahwasanya Rosulullah SAW melewati seorang laki-laki dari kaum anshor yang sedang menasehati saudaranya karena malu. Maka bersabda Rosulullah SAW: biarkan ia karena bahwasanya malu itu sebagian dari iman.

Sumber:lu’lu wal marjan (22)

4.cabang-cabang iman

عن ابى هريرة رضى الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:” الايمان بضع وسبعون شعبة, فافضلها قول لااله الا الله, وادناها اماطة الادى عن الطرق والحياء من الايمان” (متفق عليه

Artinya:

Dari Abi Hurairah r.a berkata: bersabda Rosulullah SAW: cabang iman ada tujuh puluh bagian, dan yang paling utama ialah perkataan lailaha illallah, dan yang paling serendah-rendahnya iman ialah menyingkirkan sesuatu dari jalan, dan malu itu sebagian daripada iman.

Sumber: Misykatul mashobih (5)

Ikhlas Dalam Beramal dan Istiqomah

(I)وعن امير المؤ منين ابى حفص عمر بن الخطاب بن تفيل بن عبد العزى بن رياح بن عبد الله بن قرط بن رزاح بن عدى بن كعب بن لؤى بن غالب القريشي رضى الله قال: “انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرىءمانوى فمن كانت هجرته الى الله ورسوله فهجرته الى الله و رسوله, ومن كانت هجرته لدنيايصيبهااو امراة ينكحهافهجرته الى ماهاجر اليه. (متفق عليه)

Artinya:

Dari Amiril mukminin Abi Hafshin umar bin khatab bin Tufail bin Abdul Izza bin Riyah bin Abdullah bin Qort bin Rzah bin A’dd bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al quraisy r.a berkata: aku telah mendengar Rosulullah SAW bersabda: bahwasanya setiap amal tergantung pada niat dan tiap perkara tergantung pada niat, barang siapa berniat hijrah kepada Allah dan rosulnya maka hijrahnya kepada allah dan rosulnya, dan barang siapa hijrahnya untuk dunia dan perempuan yg akan dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang ia tuntut.

Sumber: Riyadhus Sholihin

( (IIوعن ابى عمرو, وقيل: ابى مرة سفيان بن عبد الله رضى الله عنه قال: قلت: يارسول الله قل لى فى الاسلام قولا لااسال عنه احد غيرك. قال: “قل: امنت باالله ثم استقيم”.(رواه مسلم)

Artinya:

Dari Abi Amru, dikatakan Abi muroh Sofyan bin Abdullah r.a berkata: aku bertanya: ya Rosulullah katakan padaku suatu perkataan dalam islam yang tiada bertanya aku akan selainnya. Bersabda rosulullah: “katakan, aku beriman kepada allah dan istiqomahlah”.

Sumber: riyadhus sholihin

Dosa-Dosa Besar

عن ابن مسعود رضى الله عنه قال: سالت النبى صلى الله عليه وسلم اى الدنب الاعظم عند الله ؟ قال ان تجعل لله ندا وهوخلقك قلت ان دلك لعظيم قلت ثم اى؟ قال وان تقتل ولدك تخاف ان يطعم معك قلت ثم اى؟ قال ان تزانى حليلة جارك

Artinya:

Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata: aku bertanya pada nabi SAW tentang dosa besar disisi Allah? Bersabda Rosulullah : menjadikan selain Allah (saingan) padahal Allah yang menciptakan hal itu termasuk dosa besar, aku bertanya: lalu apa? Sabda rosulullah: bahwasanya membunuh anak-anakmu dikarnakan takut mereka makan bersama engkau, aku bertanya lagi: lalu apa? Sabdanya: bahwasanya menzinahi istri tetangga engkau

عن ابى هريرة رضى الله عنه: ان رسول الله صلي الله عليه وسلم قال: اجتنب السبع الموبقات, قيل يارسول الله,وماهن؟ قال الشرك بالله, والسحر, وقتل النفس التي حرم الله الا بالحق, واكل مال اليتيم, واكل الربا, والمتولي يوم الزحف وقدف المحصنات الغافلات المؤمنات.

Artinya: Dari Abi Hurairah ra: Bahwasanya Rasul SAW. Bersabda: Jauhi olehmu tujuh yang membinasakan, seseorang bertanya, wahai rasulullah! apa itu tujuh yang membinasakan? Beliau bersabda: Mensekutukan Allah, sihir, menghilangkan nyawa orang lain kecuali yang dibolehkan, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari dari peperangan dan menuduh perempuan mukmin berzina.

Sumber: lu’lu walmarzan (56)

عن اناس رضي الله عنه: عن النبي صلي الله عليه وسلم في الكبا ئر. قال الشرك بالله وعقوق الوالدين وقتل النفس وقول الزور.

Artinya: dari Anas ra. Bersabda Nabi SAW tentang dosa-dosa besar: menyekutukan allah, durhaka kepada kedua orang tua, menghilangkan nyawa orang lain, dan saksi palsu,

Sumber: lu’lu walmarzan (55)

MUNAFIQ

عن انس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من صلى لله اربعين يوما فى جماعة يدرك التكبيرة الاولى كتب له برئتان برئة من النفاق وبرئة من النار(رواه االترمدى)

Artinya:

Dari annas berkata: sabda Rosulullah SAW barang siapa solat berjama’ah selama 40 hari tiada tertinggal takbir yang awal ditulis baginya dua keselamatan, selamat dari sifat munafiq dan selamat dari api neraka.

عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: اربع من كن فيه كان منا منافقا خالصا ومن كانت فيه خلة منهن كانت فيه خلة من نفاق حتي يدعها وادا حدث كدب وادا عاهد غدر وادا وعد اخلف وادا خاصم فجر.

Artinya:

Dari Ibnu Umar ra. Bersabda Rasulullah SAW. Empat perkara, barang siapa padanya empat perkara tersebut jadilah ia seorang munafik yang tidak diragukan. Dan barang siapa padanya sebagian daripadanya(empat perkara) maka padanya sebagian daripada sifat munafik tersebut sehingga ia meninggalkannya dan jika berkata- kata ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, jika bertengkar ia curang.

Sumber : Lu’lu Walmarzan (37)

AKHLAKUL KARIMAH

1.Orang yang baik adalah, baik akhlaknya

عن النوس بن سمعان قال: سالت النبى صلى الله عليه وسلم عن البر و الاثم؟ فقال البر حسن الخلق, والاثم ماحك فى نفسك, وكرهت ان يطلع عليه الناس. (رواه مسلم)

Artinya:

Dari Nawwas bin sam’an berkata: aku bertanya pada nabi SAW tentang bakti dan dosa? Maka sabdanya: bakti ialah baik akhlak, sedangkan dosa adalah apa-apa yang meragukan dalam dirimu dan kamu tak suka jika diketahui oleh orang banyak.

Sumber: Riyadhus Sholihin (623)

2. kejujuran membawa kepada kebaikan

عن ابن مسعود, عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: ان الصدق يهدى الى البر وان البر يهدى الى الجنة, وان الرجل ليسدق حتى يكون صديقا. وان الكدب يهدى الى الفجور, وان الفجور يهدى الى النار. وان الرجل ليكدب حتى يكتب عند الله كادبا.(متفق عليه)

Artinya:

Dari ibnu Mas’ud, dari nabi SAW bersabda: bahwasanya kejujuran membawa pada kebaikan dan kebaikan membawa kepada surga, dan bahwasanya seorang laki-laki yang senantiasa jujur sehingga ia menjadi orang yang jujur. Dan bahwasanya dusta membawa kepada dosa, dan bahwasanya dosa membawa membawa kepada neraka. Bahwasanya seorang laki-laki yang senantiasa berdusta sehingga ditulis baginya disisi Allah sebagai pendusta.

Sumber: Lu’lu wal Marjan (1675)

3. Orang yang paling berhak dihormati

عن ابى هريرة قال: جاء رجل الى رسول الله صلى الله عليه وسلم, فقال: يارسول الله! من احق بحسن صحابتى؟ قال: امك, قال: ثم من؟ قال: امك, قال: ثم من؟ قال: امك, قال: ثم من؟ قال: ثم ابوك.(متفق عليه(

Artinya:

Dari Abi Hurairah berkata: telah datang seorang laki-laki kepada Rosulullah SAW, dan bertanya: ya Rosulullah! siapakah yang lebih berhak untuk aku hormati dari kerabatku? Sabdanya: ibumu, laki-laki itu berkata: lalu siapa? Sabda rosulullah: ibumu, lalu tanyanya lagi: lalu siapa? Sabda rosulullah: ibumu, lalu tanyanya lagi: lalu siapa? Sabda rosulullah: lalu ayahmu.

Sumber: Lu’lu’ wal Marjan (1652)

4. berbuat baik kepada tetangga

عن ابى شريح العدوى قال: سمعت ادناى وابصرت عيناى حين تكلم النبى صلى الله عليه وسلم, فقال: من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم جاره…(متفق عليه)

Artinya:

Dari Abi Syuraih al A’dawi berkata: aku mendengar dengan telingaku dan aku melihat dengan kedua mataku ketika rosulullah bersabda: barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat maka mulyakanlah tetangganya.

Sumber: Lu’lu’ wal Marjan (30).

KESEHATAN

1. Mukmin yang kuat lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah

عن ابى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “ألمؤمن القوي خير واحب الى الله من المؤمن الضعيف وفى كل خير احرص ما ينفعك واستعن بالله ولاتعجز وان اصابك شيء فلا تقل لوانى فعلت كدا ولكن قل قدرالله وماشاء فعل فان”لو” تفتح عمل الشيطان” (رواه مسلم)

Artinya:

Dari Abi Hurairah r.a berkata: bersabda Rosulullah SAW: “orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah dan setiap sesuatu ada kebaikan didalamnya, maka bersungguh-sungguhlah terhadap sesuatu yang memberi manfaat bagimu dan mintalah pertolongan pada Allah dan jangan lemah jika tertimpa sesuatu jangan katakan jika aku memperbuat yang demikian tetapi ucapkanlah ini kuasa Allah dan Allah memperbuat setiap sesuatu, maka bahwasanya “jikalau” membuka perbuatan syaitan.

Sumber: Adabun Nabawy (88)

2. Lima fitrah dalam kebersihan tubuh

حديث ابى هريرة رضى الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم قال:” الفطرة خمس او خمس من الفطرة: الختان والااستحداد ونتف الابط وتقليم الاظفار وقص الشارب” (متفق عليه)

Artinya:

Hadits abi hurairah r.a dari nabi SAW bersabda: suci /fitrah ada lima : khitan, mencabut bulu ari, memotong bulu ketiak memotong kuku dan mencukur kumis.

Sumber: Lu’lu’ wal Marjan (145)

3. Siwak

حديث ابى هريرة رضى الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:”لولا ان اشق على امتى او على الناس لامرتهم بالسواك مع كل صلاة” (متفق عليه)

Artinya:

Hadits Abi Hurairah r.a bahwasanya Rosulullah SAW bersabda: jikalau tidak memberatkan umatku dan seluruh manusia akan kuperintahkan bersiwak pada setiap solat.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (142)

PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

1. Orang islam bersaudara

حديث عبد الله بن عمر رضى الله عنهما, ان رسول الله عليه وسلم قال: المسلم اخو المسلم لا يظلمه ولا يسلمه. ومن كان فى حاجة اخيه, كان الله فى حاجته. ومن فرج عن مسلم كربة من كربات يوم القيامة. ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة. (متفق عليه)

Artinya :

Hadits Abdullah bin Umar r.a, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda: orang muslim saudaranya muslim, tiada mendholiminya dan tidak membiarkannya di dholimi, dan barang siapa menunaikan hajat saudaranya, Allah akan menunaikan hajatnya, dan barang siapa melapangkan kesulitan orang muslim maka melapangkan Allah akan ia dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib saudaranya (muslim) Allah akan menutupi aibnya dihari kiamat.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (1667)

  1. Orang mukmin bagaikan sebuah bangunan

حديث ابى موسى رضى الله عنه, عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: ان المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا, وشبك اصابعه. (متفق عليه)

Artinya:

Hadits abi Musa r.a, dari nabi SAW bersabda: bahwasanya orang mukmin bagi mukmin lainnya seperti bangunan yang menguatkan antara satu bagian dgn bagian yang lain, dan rosulullah sambil menggenggam jemarinya.

Sumber: lu’lu’ wal marjan (1670)

  1. larangan mencaci dan membunuh sesama manusia

وعن ابن مسعود رضى الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم سباب المسلم فسوق وقتاله كفر. (متفق عليه)

artinya:

Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata: bersabda Rosulullah SAW: mencaci orang muslim itu fasiq dan membunuhnya ialah kafir.

Sumber: Riyadhus Sholihin (1559)

DORONGAN MEMPELAJARI DAN MENGAJARKAN AL-QUR’AN DAN TANGGUNG JAWAB MENUNTUT PENGETAHUAN

1. Hasad yang diperbolehkan

عن ابن عمر رضى الله عنهما قال, قال رسول الله عليه وسلم: لا حسد الافى اثنتين: رجل اتاه الله القران فهو يقوم به اناء النهار ورجل اًعطاه مالا فهو ينفق منه اناء الليل واناء النهار. (رواه البخارى ومسلم والترمدى والنسائى)

Artinya:

Dari ibnu umar r.a berkata, sabda Rosulullah SAW: jangan engkau hasad kecuali pada dua perkara: pertama seorang laki-laki yang datang padanya Alqur’an dan ia sibuk mengamalkannya sepanjang hari (siang dan malam) dan yang kedua seorang laki-laki yang diberikan harta dan ia sibuk menginfaqkan hartanya sepanjang hari (siang malam).

Sumber: Adabun Nabawy (76)

  1. perbandingan antara orang yang membaca dan tidak membaca al Qur’an

عن ابى موسى رضى الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مثل المؤمن الدى يقراً القران مثل الاًترجة ريحهاطيب وطعمهاطيب, ومثل المؤمن الدى لايقراً القران مثل التمرة لاريحهاوطعمها حلو, ومثل المنافق الدى لايقراً القران مثل الحنظلة ليس لهاريح وطعمها مر, ومثل المنافق الدى يقراً القران مثل الريحانة ريحها طيب وطعمها مر. (رواه البخارى ومسلم والنسائى وابن ماجه)

Artinya:

Dari Abi Musa r.a berkata, sabda rosulullah SAW : perumpamaan orang mukmin yang membaca Al qur’an seperti buah jeruk manis yang baunya harum dan manis rasanya, dan perumpamaan orang mukmin yang tak membaca al qur’an seperti kurma yang tak berbau dan manis rasanya, dan perumpaman orang munafiq yang tidak membaca Al qur’an seperti buah pare yang tidak berbau dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al Qur’an seperti bunga raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit.

Sumber: Adabun nabawy (79)

hilangnya ilmu karena wafatnya orang berilmu

عن عبد الله بن عمرو بناالعاص رضى الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ان الله لايقبض العلم النتزاعا ينتزعه من العباد, ولكن بقيض العلم يقبض العلماء حتى ادا لم يبق عالما, اتخد الناس رئوسا جهالا فسئلوا, فافتوا بغير علم, فضلوا واضلو. (رواه البخارى ومسلم)

Artinya:

Dari Abdullah bin Amru r.a berkata: aku mendengar rosulullah SAW bersabda: Allah mengangkat ilmu dari hati hamba, akan tetapi mengangkat ilmu dengan mengambil para ulama sehingga tiada tersisa, Dan menyisakan penguasa yang jahil yang berfatwa tanpa ilmu, maka sungguh sesat lagi menyesatkan.

Sumber: lu’lu’ wal marjan (1712)

  1. sikap yang baik dan buruk dalam menuntut ilmu

عن ابى واقد الليثى, ان رسول الله صلى الله عليه وسلم بينماهو جالس فى المسجد والناس معه, اد اًقبل ثلاثة نفر, فاًقبل اثنان الى رسول الله صلى الله عليه وسلم, ودهب واحد. قال: فوقفا على رسول الله صلى الله عليه وسلم. فاًمااًحدهما فراًى فرجة فى الحلقة فجلس فيهاواماالاخر فجلس خلفهم, واماالثالث فاًدبر داهبا فلما فرغ رسول الله عليه وسلم, قال: اًلا اخيركم عن النفر الثلاثة؟ امااًحدهم فاًوى الى الله فاًواه الله: واماالا خر فاستحيا فاستحيا الله منه: واماالا خر فاًعرض فاًعرض الله عنه. (رواه البخارى ومسلم)

Artinya:

Dari Abi Waqad Al laysy, bahwasanya rosulullah SAW duduk di masjid bersama sahabat, tiba-tiba datang tiga orang, maka yang dua orang menghadap pada rosulullah SAW sedangkan yang satu terus pergi, adapun salah satu dari keduanya melihat ada lowongan ditengah majlis maka iapun duduk ditempat tersebut sedang yang lainnya duduk dibelakang sedangkan salah satu dari ketiganya telah pergi, maka ketika rosulullah telah selesai dari nasehatnya, beliau bersabda:” sukakah kamu aku beritakan kepada kalian tentang tiga orang tersebut? Adapun orang pertama ia ingin mendekat pada allah maka allahpun memberi tempat dekat, sedangkan orang kedua ia malu kepada Allah maka Allahpun malu kepadanya dan adapun orang ketiga ia berpaling dari Allah maka Allahpun berpaling darinya.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (1405)

DORONGAN MENCARI RIZKI YANG HALAL

  1. Tangan yang diatas lebih mulia dari yang dibawah

حديث لبن عمر رضى الله عنه, اًن رسول الله عليه وسلم قال, وهو على المنبر, ودكر الصدقة و التعفف والمسئلة: اليد العليا خير من يد السفلى, فاليد العليا هى المنفقة, والسفلى هى السائلة. (متفق عليه)

Artinya:

Ibnu umar r.a berkata: ketika nabi SAW khutbah di atas mimbar dan menyebut sedekah dan minta-minta, maka bersabda : tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang dibawah, tangan yang diatas itu memberi dan yang dibawah yang meminta.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (612)

حديث حكيم بن حزام رضى الله عنهو خن انبى صلى الله عليه وسلم, قال: اليد العلياخير من اليد السفلى, وابداً بمن تعول, وخير الصدقة عن الظهر غنى, ومن يستعفف يعفه الله, ومن يستغن يغنه الله. (متفق عليه)

Artinya:

Hakiem bin hizam r.a berkata: nabi Saw bersabda: tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang dibawah, dan dahulukan keluargamu (orang-orang yang wajib kamu belanjai) dan sebaik-baik sedekah itu dari dari kekayaan (yang berlebihan), dan siapa yang menjaga kehormatan diri tidak meminta-minta, maka Allah akan mencukupinya , demikian pula siapa yang beriman merasa sudah cukup maka allah akan membantu memberinya kekayaan.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (613)

  1. mencari kayu bakar lebih baik dari meminta-minta

حديث ابى هريرة رضى الله عنه, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لاًن يحتطب احدكم حزمة على ظهره خير من ان يسال اًحدا فيعطيه أو يمنعه.

artinya:

Abu Hurairah r.a berkata: rosulullah SAW bersabda: jika seseorang itu pergi mencari kayu, lalu diangkat seikat kayu diatas punggungnya (yakni untuk dijual dipasar) maka itu lebih baik baginya daripada minta kepada seseorang baik diberi atau ditolak

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (618)

KEPEDULIAN SOSIAL

  1. Membuang duri dijalan

حديث ابى هريرة, اًن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: بينمارجل يمشى بطريق, وجد غصن شوك على الطريق, فاًخره, فشكر الله له, فغفر له. (متفق عليه)

Artinya:

Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: ketika seseorang berjalan disuatu jalan, tiba-tiba melihat dahan berduri ditengah jalan, maka segera ia singkirkan, maka Allah memuji perbuatannya dan mengampunkan baginya (dosanya).

Sumber: Lulu’ Walmarjan (1682)

  1. Menolong saudara-saudara seagama

عن عبد الله بن عمر رضى الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: المسلم اًخو المسلم لايظلمه ولا يسلمه ومن كان فى حاجة اًخيه كان الله فى حاجته ومن فرج الله عنه كربة من كرب يوم القيامة ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة. (رواه بخارى, ابو داود, النسائى, الترمدى )

Artinya:

Dari Abdillah bin Umar RA, Rasulullah bersabda: orang muslim itu bersaudara atas orang muslim yang lain, tidak boleh ia menganiaya dan tidak boleh ia dibiarkan dianiaya oleh orang lain atau tidak boleh diserahkan kepada musuh.

Sumber: Adabun Nabawy (23)

  1. Haram menyiksa kucing dan binatang lain yang tidak mengganggu

حديث عبد الله بن عمر رضى الله عنه, ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: عدبت امراًة فى هرة سجنتهاحتى ماتت, فدخلت فيها النار. لاهى اطعمتها, ولا سقتها, اد حبستها. ولا هى تركتها تاًكل من خشاس الارض. (متفق عليه)

Artinya:

Abdullah bin Umar berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: Seorang wanita telah disiksa disebabkan kucing yang dikurung sampai mati, sehingga ia masuk neraka sebab tidak diberi makan, minum ketika dikurung, juga tidak dilepas untuk mencari makanan dari binatang-binatang bumi yang menjadi makanannya.

Sumber: Lu’lu’ Walmarjan (1683)

  1. Pelacur memberi minum anjing yang kehausan

حديث ابى هريرة رضى الله عنه, ان رسول الله عليه وسلم قال: بينا رجل يمشى فاشتد عليه العطش, فنزل بئرا, فشرب منها, ثم خرج, فاد هو بكلب يلهث ياًكل الثرى من العطش.فقال: لقد بلغ هدا مثل الدى بلغ بى. فملاً خفه, ثم امسكه بفيه, ثم رقى, فسقى الكلب. فشكرالله له فغفر له ,قالوا: يارسول الله! وان لنا فى البهائم اجرا؟ قال: فى كل كبد رطبة اجر. (متفق عليه)

Artinya:

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: Ketika ada seseorang berjalan, ia merasa sangat haus, lalu ia turun ke sebuah sumur untuk minum, kemudian setelah ia keluar dari sumur, tiba-tiba ada anjing menjilat-jilat tanah karena sangat haus, maka ia berkata: binatang ini telah merasa haus sebagaimana yang kurasa, lalu ia turun kembali kedalam sumur dan mengisi sepatunya dengan air, lalu digigit dengan mulutnya dan dibawa naik keatas sumur, lalu memberi minum pada anjing itu, maka Allah memuji perbuatannya itu dan mengampunkan baginya. Sahabat bertanya, Ya Rasulullah apakah ada pahala untuk kami dalam menolong dan memberi apa-apa pada binatang? Jawab Nabi SAW: Setiap jiwa yang hidup itu ada pahalanya (Bukahari Muslim) yakni bagi siapa yang suka menolong dan dengan memberi makan atau minum.

Sumber: Lu’lu’ Walmarjan (1447)

حديث ابى هريرة, قال: قال النبى صلى الله عليه وسلم بينما كلب يطيف بركية كاد يقتله العطش, اد راًته البغى من بغايا بنى اسرايل, فنزعت موقها, قسقته, فغفر لهابه.(متفق عليه)

Artinya:

Abu Hurairah berkata, Nabi SAW bersabda: Ketika ada anjing berputar-putar diatas sumur hampir mati kehausan, tiba-tiba dilihat oleh seorang wanita pelacur dari Bani Isarail, maka segera ia membuka sepatunya lalu digunakan menimba air sumur lalu diminumkan pada anjing itu, maka Allah mengampunkan baginya.

Sumber: Lu’lu’ Walmarjan (1448)

ZAKAT DAN SADAKAH

  1. Zakatul fitri

حديث ابن عمر رضى الله عنهما, اًن رسول الله صلى الله عليه وسلم فرض زكاة الفطرصاعا من تمر, او صاعا من شعير, على كل حر او عبد, دكر او انثى من المسلمين. (متفق عليه)

Artinya:

Ibnu umar r.a berkata: rosulullah telah mewajibkan zakatul fitri satu sha’ dari kurma atau jawawut, beras, jagung atas tiap orang merdeka atau budak, lelaki atau wanita, besar atau kecil dari kaum muslimin.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (570)

  1. Semua amal kebaikan termasuk sedekah

حديث ابى موسى, قال: قال النبى صلى الله عليه وسلم: على كل مسلم صدقة قالوا: فان لم يجد؟ قال: فيعمل بيديه فينفع نفسه ويتصدق, قالوا: فان لم يستطع او لم يفعل؟ قال: فيعين داالحاجة الملهوف, قالوا: فان لم يفعل؟ قال: فياًمر بالخير او قال: بالمعروف, قال: قان لم يفعل؟ قال: فيمسك عن الشر فانه له صدقة. (متفق عليه)

Artinya:

Abu musa r.a berkata, nabi SAW bersabda: tiap muslimin wajib bersedekah. Sahabat bertanya: jika tidak dapat? Jawab nabi SAW: bekerja dengan tangannya yang berguna bagi diri dan bersedekah. Sahabat Tanya pula: jika tidak dapat? Jawab nabi SAW: membantu orang yang sangat berhajat. Sahabat bertanya: jika tidak dapat? Jawab nabi Saw: menganjurkan kebaikan. Sahabat bertanya: jika tidak dapat? Jawab nabi SAW: menahan diri dari kejahatan maka itu sedekah untuk dirinya sendiri.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (589)

  1. Zakat fitrah

عن ابن عباس رضى الله عنهما: ان النبى صلى الله عليه وسلم بعث معادا الى اليمن فدكر الحديث وفيه : ان الله قد افترض عليهم صدقة فى اموالهم تؤخد من اغنيائهم فترد فى فقرائهم (متفق عليه)

Artinya:

Dari Ibnu Abbas r,a, bahwasanya Rosulullah Saw pernah mengutus Muadz keyaman . maka menyebutkan hadits didalamnya: sesungguhnya Allah mewajibkan kepada mereka zakat harta mereka , diambil dari orang-orang kaya mereka lalu dikembalikan kepada kaum faqir-faqir mereka.

Sumber: Bulugul Maram (621)

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR & ZIHAD FISABILILLAH

  1. Penegak kebenaran selalu muncul

حديث المغيرة بن شعبة, عن النبى صلى الله عليه وسلم, قال: لايزال ناس من أمتى ظاهرين حتى ياًتيهم امر الله وهم ظاهرون.(متفق عليه)

artinya:

al mughirah bin syu’bah r.a berkata: nabi Saw bersabda: selalu akan ada dari umatku gigih memepertahankan hak, sehingga tiba ketentuan allah dan mereka tetap menang

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (1249)

  1. Bahaya orang yang tidak mencegah kemunkaran

عن ابى بكر الصديق رضى الله عنه قال: يايها الناس انكم تقرئون هده الاية : ياايها الدين أمنوا عليكم انفسكم لايضركم من ضل ادااهتديتم, وان سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ان الناس اداراوااظالم فلم يأخدوا على يديه او شك ان يعمهم الله بعقاب منه. (رواه ابو داوود, الترمدى,النسائى)

Artinya:

Abu Bakar Asshiddiq r.a berkata; hai sekalian manusia, kamu membaca ayat ini : ya ayyuhalladzina amanu alaikum anfusakum laa yadhurrukum man dhollaa idzahtadaitum hingga akhirnya. (hai sekalian orang yang beriman, jagalah dirimu, tidak membahayakan kamu kesesatan orang yang sesat, asalkan kamu mendapat hidayat), dan kamu letakkan pengertiannya tidak pada tempatnya sedang saya telah mendengar rosulullah bersabda: sesungguhnya jika orang-orang melihat orang dholim berbuat kejam jahat, dan tidak mereka cegah ( tahan tangannya ), mungkin sudah hampir allah akan meratakan kepada mereka siksanya.

Sumber: Riyadhus Sholihin (197)

Akibat memerintah pada yang ma’ruf tapi tidak melaksanakannya

حديث أسامة قيل له: لو اتيت فلانا فكلمتهز قال: انكم لترون أنى لا أكلمه الا اسمعكم. انى اكلمه الا اسمعكم. انى أكلمه فى السر, دون أن افتح بابا لا اكون اول من فتحه. ولا اكل لرجل, أن كان على أميرا :انه خير الناس, بعد شىء سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم قالوا: وما سمعته يقول؟ قال سمعته يقول: يجاء بالرجل يوم القيامة, فيلقى فى النار, فتندلق أفتابه فى النار, فيدور كما يدور الحمار برحاهو فيجتمع اهل النار عليه, فيقولون: أى فلان! ما شأنك؟ اليس كنت تأمرون بالمعروف, وتنهى عن المنكر؟ قال: كنت امركم بالمعروف ولا اتيه, وانها كم عن المنكر واتيه. (متفق عليه)

artinya:

Usamah r.a ketika ditanya: mengapakah anda tidak pergi kepada fulan itu untuk menasehatinya. Jawabnya: kalian mengira aku tidak bicara kepadanya melainkan jika kamu dengar, sungguh aku telah menasehatinya dengan rahasia, jangan sampai akulah yang membuka pintu, yang aku tidak ingin menjadi pertama yang membukanya, dan aku tidak memuji orang itu baik meskipun ia pimpinanku setelah aku mendengar rosulullah saw bersabda: orang bertanya: apakah yang anda dengar dari rosulullah Saw? Jawab Usamah: aku telah mendengar rosulullah Saw bersabda; aku dihadapkan seorang pada hari qiamat kemudian dibuang kedalam neraka, maka keluar usus perutnya dalam neraka, lalu ia berputar-putar bagaikan himar yang berputar dipenggilingan, maka berkumpullah penghuni neraka padanya dan berkata: hai fulan mengapakah anda? Tidakkah dahulu engkau menganjurkan kami untuk berbuat baik dan mencegah dari yang munkar? Jawabnya: benar aku menganjurkan kepadamu kebaikan tetapi aku tidak mengerjakannya, dan mencehgah kamu dari yang munkar tapi aku melakukannya.

Sumber: Lu’lu’ wal marjan (1882)

وعن ابى زيد أسامة بن زيد بن حارسة, رضى الله عنهما, قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم, يقول: يؤتى بالرجل يوم القيامة فيلقى فى النار, فتندلق أقتاب بطنه, فيدور بها كما يدور الحمار فى الرحا, فيجتمع اليه اهل النار فيقولون: يافلان مالك؟ الم تك تأمر بالمعروف وتنهى عن المنكر ؟ فيقول: بلى, قد كنت امر بالمعروف ولا أتيه, وأنهى عن المنكر واتيه. (متفق عليه)

Artinya:

Abu Zaid (usamah) bin Zaid bin Haritsah r.a berkata; saya telah mendengar rosulullah SAW bersabda: seorang dihadapkan dihari qiamat. Kemudian dilemparkan kedalam neraka, maka keluar usus perutnya, lalu berputar-putar didalam neraka bagaikan himar yang berputar disekitar penggilingan maka berkerumun ahli neraka padanya sambil bertanya: hai fulan mengapakan engkau, tidakkah engkau dahulu menganjurkan kebaikan dan mencegah munkar? Jawabnya: benar, aku dahulu menganjurkan kebaikan tetapi tidak saya kerjakan, dan mencegah munkar tetapi saya kerjakan.

Sumber: Riyadhus Sholihin (198)

PENUTUP

Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah dan bimbingan dari bapak dosen, akhirnya pembukuan hadist-hadist tarbawy dapat kami selesaikan, yang kami kumpulkan dari beberapa kitab hadist. Dan kami berharap semoga buku ini dapat memberi manfaat pada diri kami khususnya dan untuk orang lain pada umumnya. Mudah-mudahan apa yang telah kami kerjakan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Tidak lupa kami mohon maaf kepada segenap pembaca yang budiman akan berbagai kekurangan dalam pembukuan ini. Dengan memberikan saran dan kritik yang membangun dan kemudian dilakukan perbaikan, kami sampaikan banyak terimakasih.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith tharieq

Assalamualaikum Wr.Wb.

BIOGRAFI

Imam Bukhari

KEAJAIBAN DARI BUKHARA

Buta di masa kecilnya. Keliling dunia mencari ilmu. Menghafal ratusan ribu hadits. Karyanya menjadi rujukan utama setelah Al Qur’an.

Lahir di Bukhara pada bulan Syawal tahun 194 H. Dipanggil dengan Abu Abdillah. Nama lengkap beliau Muhammmad bin Islmail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Beliau digelari Al Imam Al Hafizh, dan lebih dikenal dengan sebutan Al Imam Al Bukhari.

Buyut beliau, Al Mughirah, semula beragama Majusi (Zoroaster), kemudian masuk Islam lewat perantaraan gubernur Bukhara yang bernama Al Yaman Al Ju’fi. Sedang ayah beliau, Ismail bin Al Mughirah, seorang tokoh yang tekun dan ulet dalam menuntut ilmu, sempat mendengar ketenaran Al Imam Malik bin Anas dalam bidang keilmuan, pernah berjumpa dengan Hammad bin Zaid, dan pernah berjabatan tangan dengan Abdullah bin Al Mubarak.

Sewaktu kecil Al Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu beliau bermimpi melihat Nabi Ibrahim Al Khalil ‘Alaihissalaam yang mengatakan, “Hai Fulanah (yang beliau maksud adalah ibu Al Imam Al Bukhari, pent), sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau berdoa”. Ternyata pada pagi harinya sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.

Ketika berusia sepuluh tahun, Al Imam Al Bukhari mulai menuntut ilmu, beliau melakukan pengembaraan ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Mesir, dan Syam.

Guru-guru beliau banyak sekali jumlahnya. Di antara mereka yang sangat terkenal adalah Abu ‘Ashim An-Nabiil, Al Anshari, Makki bin Ibrahim, Ubaidaillah bin Musa, Abu Al Mughirah, ‘Abdan bin ‘Utsman, ‘Ali bin Al Hasan bin Syaqiq, Shadaqah bin Al Fadhl, Abdurrahman bin Hammad Asy-Syu’aisi, Muhammad bin ‘Ar’arah, Hajjaj bin Minhaal, Badal bin Al Muhabbir, Abdullah bin Raja’, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannaam, Abdurrahman Al Muqri’, Khallad bin Yahya, Abdul ‘Azizi Al Uwaisi, Abu Al Yaman, ‘Ali bin Al Madini, Ishaq bin Rahawaih, Nu’aim bin Hammad, Al Imam Ahmad bin Hanbal, dan sederet imam dan ulama ahlul hadits lainnya.

Murid-murid beliau tak terhitung jumlahnya. Di antara mereka yang paling terkenal adalah Al Imam Muslim bin Al Hajjaj An Naisaburi, penyusun kitab Shahih Muslim.

Al Imam Al Bukhari sangat terkenal kecerdasannya dan kekuatan hafalannya. Beliau pernah berkata, “Saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih”. Pada kesempatan yang lain belau berkata, “Setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanad (rangkaian perawi-perawi)-nya”.

Beliau juga pernah ditanya oleh Muhamad bin Abu Hatim Al Warraaq, “Apakah engkau hafal sanad dan matan setiap hadits yang engkau masukkan ke dalam kitab yang engkau susun (maksudnya : kitab Shahih Bukhari, pent.)?” Beliau menjawab, ”Semua hadits yang saya masukkan ke dalam kitab yang saya susun itu sedikit pun tidak ada yang samar bagi saya”.

Anugerah Allah kepada Al Imam Al Bukhari berupa reputasi di bidang hadits telah mencapai puncaknya. Tidak mengherankan jika para ulama dan para imam yang hidup sezaman dengannya memberikan pujian (rekomendasi) terhadap beliau. Berikut ini adalah sederet pujian (rekomendasi) termaksud.

Muhammad bin Abi Hatim berkata, “Saya mendengar Ibrahim bin Khalid Al Marwazi berkata, “Saya melihat Abu Ammar Al Husein bin Harits memuji Abu Abdillah Al Bukhari, lalu beliau berkata, “Saya tidak pernah melihat orang seperti dia. Seolah-olah dia diciptakan oleh Allah hanya untuk hadits”.

Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata, “Saya tidak pernah meliahat di kolong langit seseorang yang lebih mengetahui dan lebih kuat hafalannya tentang hadits Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dari pada Muhammad bin Ismail (Al Bukhari).”

Muhammad bin Abi Hatim berkata, “ Saya mendengar Abu Abdillah (Al Imam Al Bukhari) berkata, “Para sahabat ‘Amr bin ‘Ali Al Fallaas pernah meminta penjelasan kepada saya tentang status (kedudukan) sebuah hadits. Saya katakan kepada mereka, “Saya tidak mengetahui status (kedudukan) hadits tersebut”. Mereka jadi gembira dengan sebab mendengar ucapanku, dan mereka segera bergerak menuju ‘Amr. Lalu mereka menceriterakan peristiwa itu kepada ‘Amr. ‘Amr berkata kepada mereka, “Hadits yang status (kedudukannya) tidak diketahui oleh Muhammad bin Ismail bukanlah hadits”.

Al Imam Al Bukhari mempunyai karya besar di bidang hadits yaitu kitab beliau yang diberi judul Al Jami’ atau disebut juga Ash-Shahih atau Shahih Al Bukhari. Para ulama menilai bahwa kitab Shahih Al Bukhari ini merupakan kitab yang paling shahih setelah kitab suci Al Quran.

Hubungannya dengan kitab tersebut, ada seorang ulama besar ahli fikih, yaitu Abu Zaid Al Marwazi menuturkan, “Suatu ketika saya tertidur pada sebuah tempat (dekat Ka’bah –ed) di antara Rukun Yamani dan Maqam Ibrahim. Di dalam tidur saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau berkata kepada saya, “Hai Abu Zaid, sampai kapan engaku mempelajari kitab Asy-Syafi’i, sementara engkau tidak mempelajari kitabku? Saya berkata, “Wahai Baginda Rasulullah, kitab apa yang Baginda maksud?” Rasulullah menjawab, “ Kitab Jami’ karya Muhammad bin Ismail”.

Karya Al Imam Al Bukhari yang lain yang terkenal adalah kita At-Tarikh yang berisi tentang hal-ihwal para sahabat dan tabi’in serta ucapan-ucapan (pendapat-pendapat) mereka. Di bidang akhlak belau menyusun kitab Al Adab Al Mufrad. Dan di bidang akidah beliau menyusun kitab Khalqu Af’aal Al Ibaad.

Ketakwaan dan keshalihan Al Imam Al Bukhari merupakan sisi lain yang tak pantas dilupakan. Berikut ini diketengahkan beberapa pernyataan para ulama tentang ketakwaan dan keshalihan beliau agar dapat dijadikan teladan.

Abu Bakar bin Munir berkata, “Saya mendengar Abu Abdillah Al Bukhari berkata, “Saya berharap bahwa ketika saya berjumpa Allah, saya tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa ghibah (menggunjing orang lain).”

Abdullah bin Sa’id bin Ja’far berkata, “Saya mendengar para ulama di Bashrah mengatakan, “Tidak pernah kami jumpai di dunia ini orang seperti Muhammad bin Ismail dalam hal ma’rifah (keilmuan) dan keshalihan”.

Sulaim berkata, “Saya tidak pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri semenjak enam puluh tahun orang yang lebih dalam pemahamannya tentang ajaran Islam, leblih wara’ (takwa), dan lebih zuhud terhadap dunia daripada Muhammad bin Ismail.”

Al Firabri berkata, “Saya bermimpi melihat Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam di dalam tidur saya”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada saya, “Engkau hendak menuju ke mana?” Saya menjawab, “Hendak menuju ke tempat Muhammad bin Ismail Al Bukhari”. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam berkata, “Sampaikan salamku kepadanya!”

Al Imam Al Bukhari wafat pada malam Idul Fithri tahun 256 H. ketika beliau mencapai usia enam puluh dua tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank, nama sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Al Imam Al Bukhari.

Sumber:
Siyar A’laam An-Nubala’ karya Al Imam Adz-Dzahabi dll

BIOGRAFI

Imam Muslim

Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama'ul Amsar. Imam Muslim adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal sampai kini.

Kehidupan dan Pengembaraannya

Kehidupan Imam Muslim penuh dengan kegiatan mulia. Beliau meran-tau ke berbagai negeri untuk mencari hadits. Dia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya. Dia belajar hadits sejak masih kecil, yakni mulai tahun 218 H. Dalam perjalanannya, Muslim bertemu dan berguru pada ulama hadis.

Di Khurasan, dia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih. Di Ray, dia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu Ansan. Di Irak, dia belajar kepada Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah. Di Hijaz, berguru kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas'ab. Di Mesir, belajar kepada 'Amar bin Sawad dan Harmalah bin Yahya dan berguru kepada ulama hadits lainnya.

Imam Muslim berulangkali pergi ke Bagdad untuk belajar hadits, dan kunjungannya yang terakhir tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering berguru kepadanya. Sebab dia mengetahui kelebihan ilmu Imam Bukhari. Ketika terjadi ketegangan antara Bukhari dengan az--Zuhali, dia memihak Bukhari. Sehingga hubungannya dengan az-Zuhali menjadi putus. Dalam kitab syahihnya maupun kitab lainnya, Muslim tidak memasukkan hadits yang diterima dari az-Zuhali, meskipun dia adalah guru Muslim. Dan dia pun tidak memasukkan hadits yang diterima dari Bukhari, padahal dia juga sebagai gurunya. Bagi Muslim, lebih baik tidak memasukkan hadits yang diterimanya dari dua gurunya itu. Tetapi dia tetap mengakui mereka sebagai gurunya.

Wafatnya Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan di makamkan di kampong Nasr Abad daerah Naisabur pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Muslim menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat.

Para Gurunya Imam Muslim mempunyai guru hadits sangat banyak sekali, diantaranya adalah: Usman bin Abi Syaibah, Abu Bakar bin Syaibah, Syaiban bin Farukh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harab, 'Amar an-Naqid, Muhammad bin Musanna, Muhammad bin Yasar, Harun bin Sa'id al-Aili, Qutaibah bin sa'id dan lain sebagainya.

Murid yang meriwayatkan Haditsnya Banyak para ulama yang meriwayatkan hadits dari Imam Muslim, bahkan di antaranya terdapat ulama besar yang sebaya dengan dia. Di antaranya, Abu Hatim ar-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah, Abu Bakar bin Khuzaimah, Yahya bin Said, Abu Awanah al-Isfarayini, Abi isa at-Tirmidzi, Abu Amar Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abul Abbas Muhammad bin Ishaq bin as-Sarraj, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al-Faqih az-Zahid. Nama terakhir ini adalah perawi utama bagi Syahih Muslim. Dan masih banyak lagi muridnya yang lain.

Pujian para Ulama Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadits nomor satu, ahli tentang ilat--ilat (cacat) hadits dan seluk beluk hadits, dan daya kritiknya sangat tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena Muslim adalah salah satu dari muridnya. Al-Khatib al-Bagdadi berkata: "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya dan mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa Muslim hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyusun kitab, serta memperkenalkan metode baru yang belum ada sebelumnya.

Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya. Al--Khatib al-Bagdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya "Saya me-lihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari pada guru- guru hadits lainnya. Ishak bin Mansur al-Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin."

Ishak bin Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti Muslim?". Ibnu Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits. Saya menulis hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang benar- benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim." Mak-sudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.

Kitab tulisan Imam Muslim

Imam muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya:

1. Al-Jamius Syahih

2. Al-Musnadul Kabir Alar Rijal

3. Kitab al-Asma' wal Kuna

4. Kitab al-Ilal

5. Kitab al-Aqran

6. Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal

7. Kitab al-Intifa' bi Uhubis Siba'

8. Kitab al-Muhadramain

9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin

10. Kitab Auladus Sahabah

11. Kitab Auhamul Muhadisin.

Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Syahih atau Syahih Muslim. Kitab Sahih Muslim Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.

Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.

Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits."

Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.

Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah hadits Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, yaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadits-hadits yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadits-hadits yang tidak disebutkan berulang.

Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: "Tidak setiap hadits yang sahih menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang telah disepakati oleh para ulama hadits."

Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."

Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula."

Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.

An-Nasa’iy

An-Nasa’iy, ialah: Abdur Rahman Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali ibn Bahar ibn Sinan ibn Dinar an-Nasa’iy, seorang hafidz yang terkenal. Beliau lahir pada tahun 215H.

Beliau adalah salah seorang tokoh agama dan imam hadist yang menjadi ikutan ahli hadist dalam mengetahui sejarah dan ta’dil.

Beliau mendengar hadist dari Ishaq ibn Rahawaih, Abu Daud As-Sijistany, Mahmud ibn Ghailan, Qutaibah ibn Sa’id, Ali ibn Khasran, dan lain-lain dari ulama-ulama kota Syam, Hijaz, Jazirah dan Mesir dan lain-lain.

Diantara yang meriwayatkan hadist daripadanya, ialah: Abul Qasim ath-Thabarany, Abu Ja’far ath-Thahawy, dan Muhammad ibn Harun ibn Syu’aib.

Dinukilkan oleh at-Tajus-Subky dari guurnya al-Hafidh Dzahaby bahwa an-Nasa’iy lebih hafal daripada Muslim Sunannya adalah Sunan yang paling sedikit hadist dla’ifnya.

Dia terletak sesudah Shahih al-Bukhary dan Muslim.

Abu Ali an-Naisabury berkata: “An-Nasa’iy mengenai riwayat lebih luas syaratnya dari syarat Muslim”.

Akan tetapi perkataan Abu Ali ini tidak bisa kita terima begitu saja, karena menurut pendapat Ibn Katsir bahwa didalam An-Nasa’iy terdapat orang-orang yang tidak dikenal. Diantara mereka ada yang tersesat. Dan didalamnya ada hadist-hadist yang dla’if.

An-Nasa’iy banyak mempunyai karangan dalam bidang hadist dan ‘illat.

Beliau wafat dalam tahun 293H, dala usia 83 tahun.

Abu Daud

Abu Daud ialah: Sulaiman ibn Asy-ats ibn Ishaq al-As’ady asy-Sijistany, seorang hafidh yang terkemuka. Beliau lahir pada tahun 202H.

Beliau melawat ke berbagai kota untuk mencari ilmu. Dan beliau menulis hadist dari hadist-hadist yang diwayatkan oleh ulama Iraq, Mesir, Syam, Khurasan. Beliau menerima hadist dari guru-gurual-Bukhary dan Muslim, seperti Usman ibn Abi Syaibah, Qutaibah ibn Sa’id dan lain-lain.

Hadistnya diriwayatkan oleh putranya: Abdullah, Abu Abdur Rahman, An-Nasa’iy, Abu Ali al-Lu’luiy dan lain-lain.

Para ulama memuji Abu Daud dan mengatakan bahwasanya beliau adalah seorang penghafal hadist yang sempurna, seorang yang mempunyai ilmu yang banyak, faham yang tajam, baik dalam bidang hadist, maupun dalam bidang-bidang yang lain.

Al-Hakim berkata: “Abu Daud adalah imam ahli hadist dimasanya tanpa ada bantahan. Beliau mendengar hadist di Mesir, Hijaz, Syam, Kufah, Basrah, Khurasan.”

Ulama-ulama hadist sebelum Abu Daud, menyusun kitab-kitab Jami’, kitab-kitab Musnad dan sepertinya yang isinya meliputi hukum-hukum, kisah, adab dan lain-lain. Kitab yang hanya mengandung hadist hukum saja, belum disusun. Maka Abu Daud-lah yang mulai menyusunnya. Karenanya, Abu Daud menemukan apa yang tidak ditemukan oleh ulama-ulama lain. Abu Daud telah mengemukakan susunannya kepada Ahmad ibn Hambal, maka Ahmad memujinya.

Ibrahim Al-Harby berkata: “Kepada Abu Daud telah dilunakkan hadist, seperti dilunakkan besi oleh Nabi Dawud.”

Abu Daud menyusun banyak kitab. Beliau wafat di Basrah pada 275H.

At-Turmudzy

At-Turmudzy ialah: Abu Isa Muhammad ibn Isa Saurah ibn Musa as-Silmiy at-Turmudzy, seorang imam yang keperacayaan dan seorang hujjah. Beliau dilahirkan pada tahun 209H

Beliau menerima hadist dari banyak ulama. Diantaranya Qutaibah ibn Sa’id, Ishaq ibn Musa, Mahmud ibn Ghailan, Sa’id Abdur Rahman, Muhammad ibn Bahsyar, Ali ibn Hajar, Ahmad ibn Mani’, dan Muhammad ibn Ismail al-Bukhary.

Hadist-hadist diriwayatkan oleh banyak ulama. Diantaranya, Muhammad ibn Ahmad ibn Mahbub al-Mahbuby yang meriwayatkan al-Jami’ darinya, Abu Hamid Ahmad ibn Abdullah al-Marwazy, al-Haitsam ibn Kulaib asy-Syasyiy dan Muhammad ibnul Mundzir.

Beliau banyak mengarang kitab, diantaranya al-Jami’, asy-Syama-il dan al-Illal.

Semua ulama menetapkan bahwa beliau seorang imam.

Abu Ya’la al-Khaliliy berkata: “At-Turmudzy seorang tsiqah yang disepakati oleh para ulama.”

“Abu Isa seorang tsiqah yang diakui leh seluruh ulama. Pendapat Ibnu Hazm terhadap Abu Isa tak dapat kita terima; karena Ibnu Hazm tidak mengenalnya dan tidak mengetahui kitabnya.”

At-Turmudzy wafat pada tahun 279H.

Ath-Thabarany

Ath-Thabarany ialah: Abul Qasim Sulaiman ibn Ahmad Ath-Thabarany, seorang hafidh yang terkenal di abad keempat hijrah.

Beliau menyusun 3 buah mu’jam, yaitu: al-Kabier, ash-Shagier, dan al-Ausath.

Di dalam al-Kabier dikumpulkan musnad-musnad sahabat, ditertibkan menurut haraf mu’jam, selain daripada musnad Abu Hurairah yang disusun dalam sebuah kitab. Menurut riwayat di dalam al-Kabier ditulis 520.000 hadist. Dan apabila dikatakan “Al-Mu’jam”, maka yang dimaksudkan ialah al-Kabier.

Al-Ausath disusun berdasar nama guru-gurunya ang berjumlah 2.000 orang. Didalam al-Ausath terdapat 320.000 hadist. Menurut perkataan Adz-Dzahaby, didalamnya terdapat hadist yang shahih dan hadist yang mungkar.

Kitab ash-Shagier terdiri dari satu jilid. Didalamnya ditulis hadist yang diterima dari 1.000 orang guru. Isinya kira-kira 15.000 hadist.

Beliau wafat pada tahun 360H.

KUMPULAN BEBERAPA HADITS SHAHIH

Dari Kitab Bukhari dan Muslim

1. Dari Abi Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab ra. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Bangunan Islam itu atas lima perkara Mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu Utusan Allah, Mendirikan Shalat, Mengeluarkan Zakat, Mengerjakan Haji ke Baitullah dan Puasa bulan Ramadhan." (Bukhari - Muslim)

2. Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah saw dari Nabi saw telah berkata: "Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (Bukhari - Muslim)

3. Dari Ibni Mas'ud ra. telah berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Tidak halal darah seorang muslim kecuali disebabkan salah satu dari tiga perkara: Duda/janda yang berzina, Pembunuhan dibalas bunuh, Orang meninggalkan agamanya, memisahkan diri dari jama'ah (murtad)." (Bukhari - Muslim)

4. Dari Abu Musa (Abdullah) bin Qais al-asy'ary r.a. berkata: Rasulullah saw ditanya mengenai orang-orang yang berperang karena keberanian, karena kebangsaan atau karena kedudukan manakah diantara semua itu yang disebut fisabilillah? Rasulullah saw menjawab, "Siapa yang berperang semata-mata untuk menegakkan kalimatullah (agama Allah) maka itulah fisabilillah." (Bukhari - Muslim)

5. Dari Abu Bakrah (Nufa'i) bin al Harits ats Tsaqafy berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila dua orang Muslim berhadapan dengan pedang masing-masing maka pembunuh dan terbunuh keduanya sama-sama masuk neraka. Abu Bakrah bertanya, "Ya Rasulullah, yang membunuh jelas masuk neraka tetapi mengapa yang terbunuh juga demikian? Rasulullah saw menjawab, "Karena ia juga memiliki niat sungguh-sungguh akan membunuh lawannya." (Bukhari - Muslim)

6. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan." (Bukhari - Muslim)

7. Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seorang Muslim itu menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan (kerisauan hati) hingga tertusuk duri melainkan semua itu akan menjadi penebus kesalahan-kesalahannya." (Bukhari - Muslim)

8. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, "Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu marah." (Bukhari - Muslim)

9. Dari Abu Khalid (Hakim) bin hizam r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda , Penjual dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah maka jika benar dan jelas keduanya, diberkahi jual beli itu tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapus berkah jual beli itu." (Bukhari - Muslim)

10. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, "Ya Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah saw menjawab, "Bersedekah dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut, takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan (hampir mati) lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian." (Bukhari - Muslim)

11. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Neraka tertutup oleh berbagai syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan." (Bukhari - Muslim)

12. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Yang mengikuti mayyit ada tiga keluarga, kekayaan dan amalnya maka yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya dan tetap tinggal padanya yang satu yaitu amal perbuatannya." (Bukhari - Muslim)

13. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mengambil hak orang lain walau sejengkal tanah akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi." (Bukhari - Muslim)

14. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim adalah yang dapat selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah." (Bukhari - Muslim)

15. Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku berdiri di muka pintu surga tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang fakir miskin sedangkan orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya dan orang-orang ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka maka ketika saya berdiri di dekat pintu neraka tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang perempuan." (Bukhari - Muslim)

16. Dari Anas r.a. berkata: Seorang Arab bertanya kepada Rasulullah saw, "Bilakah hari kiamat?" Rasulullah saw menjawab, "Apakah bekalmu untuk menghadapinya?" Ia menjawabnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka Rasulullah saw bersabda, "Engkau akan berkumpul dengan orang yang engkau cintai." (Bukhari - Muslim)

17. Dari Abdullah bin Mas'ud ra meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang perbuatan apa yang paling disukai Allah Ta'ala. Rasulullah menjawab, "Menjalankan shalat pada waktu yang ditetapkan." Saya bertanya, "Dan sesudah itu?" Beliau menjawab, "Berbuat baik kepada orang tua." Saya bertanya, "Dan sesudah itu?" Beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah." (Bukhari)

18. Dari Umar ra. dan Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jibril selalu memperingatkanku tentang hak-hak tetangga sehingga aku cenderung percaya bahwa ia bisa-bisa akan memberi mereka bahkan hak-hak warisan (Bukhari)

19. Dari Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak usahkan aku menceritakan tentang dosa terburuk?" Kami berkata, "Katakanlah, ya Rasulullah!" Rasulullah saw bersabda, "Menyekutukan seseorang dengan Allah dan tidak patuh terhadap orang tua." Rasulullah saw sedang bersandar kemudian duduk tegak seraya bersabda, "Hati-hatilah dari berkata dusta." Beliau terus mengulang-ulangi perkataan beliau itu sehingga kami memohon agar berkenan menghentikannya. (Bukhari)

20. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bakal ada tentara yang menyerang Ka'bah tetapi ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-tiba mereka semua dibinasakan dari yang pertama hingga yang terakhir." 'Aisyah r.a. bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa mereka semua dibinasakan padahal diantara mereka ada yang di pasar dan tidak ikut menyerang?" Rasulullah saw menjawab, "Dibinasakan semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat masing-masing." (Bukhari - Muslim)

21. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku bermimpi seolah-olah aku bersiwak (menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan siwak itu kepada yang kecil tetapi aku ditegur,"Dahulukan yang besar maka aku berikan kepada yang besar." (Bukhari - Muslim)

22. Dari Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang itu akan berkumpul bersama orang yang dikasihinya." (Bukhari - Muslim)

23. Dari Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji wada' dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku berkata, "Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga dari hartaku?" Rasulullah saw menjawab, "Jangan" Aku berkata, "Bagaimana kalau separuhnya?" Rasulullah menjawab, "Jangan, sepertiga saja dan sepertiga pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu." Aku berkata, "Ya Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?" Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu. Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." Kemudian Rasulullah saw berdo'a, "Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." Tetapi yang kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah. (Bukhari - Muslim)

24. Dari Abu Sa'id (Sa'ad bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pernah terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta itupun dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah tempat penjahat." Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat berkata, "Ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya." Malaikat siksa berkata, "Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali." Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah (hakim) di antara mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara dusun yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat." (Bukhari - Muslim)

25. Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa." (Muslim)

26. Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah saw bersabda: "Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab." Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka, ya Rasulullah?" Rasulullah saw bersabda, "Mereka adalah orang yang tidak beristirqa' (meminta pengobatan dengan cara jampi-jampi) tidak bertathayyur (menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak melakukan pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit dengan besi panas membara dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka." (Muslim)

27. Dari Abdillah bin Mas'ud ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang yang mempunyai sifat sombong sedikit saja di dalam hatinya tidak akan masuk surga." Seseorang berkata, "Bagaimana halnya ihwal seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian yang indah dan sepatu-sepatu yang indah?" Rasulullah saw bersabda, "Allah itu indah dan Allah menyukai keindahan (Seseorang tidak disebut sombong jika ia mempercantik dirinya). Kesombongan terletak pada penolakan terhadap kebenaran danmemandang orang lain rendah." (Muslim)

28. Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shaher) r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat berjama'ah pahalanya melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan atau di rumah, dua puluh lima derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang telah menyempurnakan wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat maka tidak bertindak selangkah melainkan diangkat sederajat dan dihapuskan daripadanya satu dosa hingga masuk ke masjid. Apabila telah berada di dalam masjid maka ia dianggap mengerjakan shalat selama ia masih menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu shalat) dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang selama ia dalam majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia; ya Allah, ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama ia tidak mengganggu dan belum berhadats di tempat itu." (Bukhari - Muslim)

29. Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah mencatat segala hasanat (kebaikan) dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka barangsiapa yang berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka akan dicatat untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih dari itu.Dan apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan) lalu tidak dikerjakannya maka Allah mencatat baginya satu hasanat dan jika niat itu dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat." (Bukhari - Muslim)

30. Dari Abi Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Lazimnya, seseorang mengawini seorang wanita karena empat alasan: karena kekayaannya; karena martabat keluarganya; karena kecantikannya dan karena kesalehannya. Lebih baik pilihlah ia karena kesalehannya. Semoga engkau tetap rendah hati." (Bukhari)

31. Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma." (Bukhari)

32. Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang beriman. Saya bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang beriman.

33. Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda,"Malanglah ia, malanglah ia, malanglah ia. Seorang yang hidup cukup lama menyaksikan hari tua ibu-bapaknya, tetapi gagal memperoleh surga (dengan jalan mengkhidmati mereka)." (Muslim)

34. Dari Abi Sa'id Al-Khudri ra. telah berkata: Aku telah dengar Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran hendaklahia merobahnya dengan tangannya, jika ia tak sanggup maka dengan lidahnya dan jika tak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman." (Muslim)

35. Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya yang seiman dari hartanya atau sebagian dari itu, maka henndaklah ia menyelesaikannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari dimana dinar dan dirham tidak memberi manfaat apa-apa.Bila ia mempunyai amal shaleh maka amal tersebut diberikan kepada saudaranya yang dizhaliminya. Namun jika ia tidak memiliki amal shaleh maka dosa yang dizhaliminya, ditimpakan kepadanya."
(Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)

36. Dari Sahl bin Sa'ad ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya danjari tengah sambil membuka keduanya)
(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)

37. Dari Nu'man bin Basyir ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Adzab neraka yang paling ringan pada hari kiamat ialah seorang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya dua bara api dengan panas yang menjadikan otaknya mendidih, dimana ia tidak melihat ada orang lain yang mendapat adzab lebih berat darinya, padahal itu adzab neraka yang paling ringan." (Muttafaq 'Alaih)

38. Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian lakukan dahulu." Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini." Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat." (Bukhari - Muslim)

39. Dari Atha' bin Abi Rabah berkata: Ibnu 'Abbas r.a. berkata, "Sukakah saya tunjukkan kepadamu seorang wanita ahli syurga?" Saya menjawab, "Baiklah." Berkata Ibnu 'Abbas, "Itulah wanita yang hitam." Pada suatu hari ia datang kepada Rasulullah saw dan berkata, "Ya Rasulullah, saya berpenyakit ayan hingga terbuka aurat maka doakan kepada Allah untuk kesembuhanku." Rasulullah saw menjawab, "Jika engkau sabar engkau akan mendapat surga dan jika engkau tetap meminta aku, aku doakan, akupun tidak keberatan." Wanita itu menjawab, "Saya akan sabar tetapi doakan supaya tidak sampai terbuka aurat saya." (Bukhari - Muslim)

40. Dari Abdullah bin 'Abbas dan Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andaikan seorang anak Adam (manusia) mempunyai satu lembah dari emas pasti ia ingin mempunyai dua lembah dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan kerakusannya kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan memberi taubat kepada siapa yang bertaubat." (Bukhari - Muslim)

41. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Allah tertawa melihat dua orang yang telah bunuh membunuh dan keduanya masuk surga. Seorang pejuang berjuang di jalan Allah (Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunh pula." (Bukhari - Muslim)

42. Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hak kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada lima. Pertama menjawab salam. Kedua menjenguk yang sakit. Ketiga mengantar jenazah. Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo'akan orang yang bersin." (Muttafaq 'Alaih)

43. Dari Sahl bin Hanif bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa meminta mati syahid kepada Allah dengan jujur, pasti akan Allah sampaikan ia ke tingkat para syuhada sekalipun mati di atas tempat tidur."
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

44. Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Setiap anggota badan manusia wajib atasnya sedekah, setiap hari bila terbit matahari engkau damaikan antara dua orang yang berselisih, itu adalah sedekah dan menolong orang berkenaan dengan kendaraannya, engkau mengangkatnya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya, itu adalah sedekah dan setiap langkah untuk shalat adalah sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu rintangan dari jalan adalah sedekah." (Bukhari - Muslim)

45. Dari Abdillah bin 'Amr bin Al-'Ash ra. bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang memiliki empat sifat maka ia munafik murni dan barangsiapa memiliki satu darinya, berarti ia mempunyai satu sifat munafik, yaitu jika diberi amanat ia berkhianat, bila bicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika bersengketa ia membongkar rahasia terdahulu."
(Bukhari - Muslim)

46. Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Orang yang terbaik dari antaramu ialah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (Bukhari)

47. Dari Anas r.a. berkata, Nabi saw masuk masjid tiba-tiba beliau menemukan tali yang terulur di antara dua tiang. Nabi saw bertanya, "Tali apakah ini?" Jawab orang banyak, "Tali kepunyaan Zainab kalau ia merasa capai berdiri shalat, ia berpegangan dengannya." Maka Nabi saw bersabda, "Lepaskan tali itu. Hendaklah shalat dilakukan dalam keadaan tangkas, cekatan dan apabila letih (mengantuk) hendaklah tidur." (Bukhari - Muslim)

48. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika mengantuk salah seorang dari kamu dalam mengerjakan shalat hendaklah ia tidur sehingga hilang rasa kantuknya. Sesungguhnya jika seseorang mengerjakan shalat dengan mengantuk, jangan-jangan ia akan membaca istighfar lalu mengigau mengumpat dirinya sendiri." (Bukhari - Muslim)

49. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Biarkanlah selama aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka sesungguhnya penyebab kebinasaan umat terdahulu sebelummu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi mereka. Maka apabila aku mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara itu dan jika aku perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu." (Bukhari - Muslim)

50. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Semua umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (mujaharah). Dan termasuk mujaharah adalah orang yang berbuat di waktu malam yang gelap kemudian pagi harinya diceritakan pada orang lain padahal semalaman itu Allah menutupinya sedangkan pagi harinya ia membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah." (Bukhari - Muslim)

51. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda, "Apabila salah seorang kamu membelanjai istrinya dengan mengharapkan pahala maka tercatat baginya sebagai sedekah." (Bukhari - Muslim)

52. Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya kecuali kehidupan akhirat." (Bukhari - Muslim)

53. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati." (Bukhari - Muslim)

54. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat seorang Mu'min didekatkan kepada Tuhan dengan dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian ditanya, "Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu?" Jawabnya, "Ya, saya tahu." Maka Allah berfirman, "Aku telah menutupi atasmu dunia dan kini aku mengampuninya darimu." Kemudian diberikan kepadanya suratan amal kebaikannya." (Bukhari - Muslim)

55. Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Ada tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan merasakan kelezatan iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah dan jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya, sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka." (Bukhari - Muslim)

56. Dari 'Ubadah bin ash Shamit r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa percaya bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Nabi Muhammadadalah hamba dan utusan-Nya dan bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya yang diturunkan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya (haq) maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dengan amal perbuatannya (yang baik) seberapa pun adanya." (Bukhari - Muslim)

57. Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi saw bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan menguji mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada orang yang belang dan bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, "Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian ditanya lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta." Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Kemudian datanglah si Malaikat itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada pandangan orang." Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Lembu." Maka diberinya seekor lembu yang bunting sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan mataku supaya aku dapat melihat orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat melihat kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya seekor kambing yang bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya. Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang, "Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku pernah berjumpa denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang, "Saya telah mewarisi kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau berdusta maka semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu." Kemudian pergilah malaikat itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, "Jika engkau berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu, satu kambing saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah." Maka berkata Malaikat, "Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu itu." (Bukhari - Muslim)

58. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah seorang dari kamu mengharap-harapkan maut disebabkan oleh penderitaan yang dialaminya maka jika harus terpaksa berkata, ucapkanlah, ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU KHAIRAN LII WA TAWAFFANII IDZAA KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik bagiku)." (Bukhari - Muslim)

59. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: Ketika selesai perang Hunain, Rasulullah saw mengutamakan pembagian ghanimah kepada beberapa orang terkemuka dari bangsa Quraisy yang baru masuk Islam maka diberikan seratus unta kepada al-Aqra' bin Habis dan seratus ekor unta untuk Uyainah bin Hishn dan beberapa orang lainnya dari pemuka bangsa Quraisy sehingga ada seseorang berkata, "Demi Allah, pembagian ini tidak adil dan tidak karena Allah." Ibnu Mas'ud berkata, "Demi Allah, akan saya sampaikan perkataan itu kepada Rasulullah saw." Maka saya segera pergi memberitahukan hal itu kepada Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, "Siapakah yang adil, jika Allah dan Rasulullah dianggap tidak adil?" Kemudian beliau berdoa, "Semoga Allah tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh gangguan lebih banyak dari ini tetapi sabar." Ibnu Mas'ud berkata, "Saya pasti tidak akan menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah saw sesudah kejadian ini." (Bukhari - Muslim)

60. Dari Sulaiman bin Shurad r.a. berkata: ketika saya duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba ada dua orang saling memaki sedang salah satu telah merah wajahnya dan tegang pula urat lehernya maka Rasulullah saw bersabda, "Saya mengetahui suatu kalimat yang apabila kalimat itu dibaca, pasti hilang apa yang dirasakannya yaitu A'UDZUBILLAAHI MINASYSYAITHOONIR RAJIIM." (Bukhari - Muslim)

61. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Akan terjadi sepeninggalku sifat monopoli (mementingkan diri sendiri) dan beberapa kemungkaran." Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana pesan tuan kepada kami menghadapi hal itu?" Nabi saw bersabda, "Tunaikanlah kewajibanmu dan mintalah kepada Allah untuk mendapatkan hakmu." (Bukhari - Muslim)

62. Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Telah ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu hingga aku melihat seorang Nabi dengan rombongan yang kecil dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang bahkan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan yang besar, saya kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana aku melihat rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa perhitungan (hisab)." Setelah itu Nabi bangun dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, "Mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw." Ada pula yang berpendapat, "Mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah." dan berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali dan bertanya, "Apa yang sedang engkau bicarakan?" Mereka memberitahukan segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, "Mereka yang tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah 'Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, "Ya Rasulullah, doakan semoga Allah memasukkan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau termasuk golongan mereka." Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata, "Doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau telah didahului oleh 'Ukkasyah." (Bukhari - Muslim)

63. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Ketika Nabi saw masuk ke rumah kami bertepatan dengan adanya seorang wanita maka Nabi saw bertanya, "Siapakah wanita itu?" Jawab 'Aisyah, "Ini Falunah yang terkenal ibadah shalatnya banyak sekali." Maka Nabi saw bersabda, "Ah (kata yang menyatakan kurang senang), hendaklah ia mengerjakan menurut kadar kemampuannya dengan tidak memaksakan diri maka Allah tidak akan jemu (bosan) menerima amalmu sehingga kamu sendiri yang jemu beramal dan perilaku agama yang disukai Allah ialah yang dikerjakan terus-menerus." (Bukhari - Muslim)

64. Dari Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah kepadaku adalah bagaikan hujan yang turun ke bumi. Ada tanah yang subur menerima air dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang mengerti agama Allah lalu belajar dan mengajar dan orang yang tidak dapat menerima sama sekali petunjuk ajaran Allah yang diutuskan kepadamu." (Bukhari - Muslim)

65. Dari 'Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat beliau bertanya, "Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkanLAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah." (Bukhari - Muslim)

66. Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid Haritsah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang dihadapkan di hari kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka maka keluar usus perutnya lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang berputar di sekitar penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka padanya sambil bertanya, "Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran?" Jawabnya, "Benar, aku dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan mencegah kemunkaran tetapi saya kerjakan." (Bukhari - Muslim)

67. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan, harta atau lainnya hendaklah ia segera meminta halal (maaf)nya sekarang juga sebelum datang suatu hari yang ketika itu tidak ada harta dinar atau dirham. Jika ia mempunyai amal shaleh maka akan diambil menurut penganiayaannya dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan) maka akan diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditangguhkan kepadanya." (Bukhari - Muslim)

68. Dari An-Nu'man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang-orang Mu'min dalam cinta mencintai, kasih mengasihi dan rahmat merahmati adalah bagaikan satu badan, apabila salah satu anggotanya menderita sakit maka menjalarkan penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan panas." (Bukhari - Muslim)

69. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah bahkan seperti orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam." (Bukhari - Muslim)

70. Dari Jundub bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan membalas riya'nya itu." (Bukhari - Muslim)

71. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tinggalkan tujuh dosa yang akan membinasakan." Sahabat bertanya, "Apakah itu, ya Rasulullah?" Nabi saw menjawab, "Menyekutukan Allah, Sihir (tenung), membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada waktu perang, menuduh wanita Mu'minat yang sopan dengan tuduhan berzina."
(Bukhari - Muslim)

72. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang perempuan disiksa karena kucing yang dikurungnya hingga mati maka ia dimasukkan ke dalam neraka disebabkan ia tidak memberi makan dan minum ketika mengurungnya dan tidak pula melepaskannya agar memakan binatang-binatang melata di bumi." (Bukhari - Muslim)

73. Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mencaci maki seorang Muslim adalah fasiq (melanggar agama) dan memerangi seorang Muslim adalah kafir." (Bukhari - Muslim)

74. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menuduh hamba sahayanya berzina maka ia akan dihukum dera pada hari kiamat kecuali jika benar tuduhannya." (Bukhari - Muslim)

75. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw berjalan melalui dua kuburan maka beliau bersabda, "Sesungguhnya kedua orang dalam kubur ini sedang disiksa padahal keduanya tidak disiksa karena perkara yang besar. Adapun yang satu maka ia biasa berjalan mengadu domba sedang yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya (tidak membersihkan bekas kencingnya)
(Bukhari - Muslim)

76. Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (Bukhari - Muslim)

77. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa percaya kepada Allah dan hari kemudian hendaklah ia berkata baik atau diam." (Bukhari - Muslim)

78. Dari Abu Musa r.a. berkata: Saya bertanya, "Ya Rasulullah siapakah diantara kaum Muslimin yang paling utama?" Nabi saw menjawab, "Siapa yang selamat semua orang Islam dari (kejahatan) LIDAH DAN TANGANNYA." (Bukhari - Muslim)

79. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh ada kalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan maka tiba-tiba ia tergelincir ke dalam neraka oleh sebab kalimat itu, lebih jauh dari jarak antara timur dan barat." (Bukhari - Muslim)

80. "Tiga hal yang apabila seseorang berada di dalamnya akan merasakan manisnya iman. Pertama apabila orang itu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain." (Muttafaq 'alaih)

81. "Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai olehnya melebihi bapak dan anaknya." (Muslim)

82. "Barangsiapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya." (Tirmidzi)

83. "Bila kamu hendak tidur, berwudhulah kamu sebagaimana kamu berwudhu untuk shalat dan miringkanlah badanmu pada sisi sebelah kanan." (Muttafaq 'alaih)

84. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw ketika menjelang tidur beliau berdoa, "Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan menjaga kita serta mencukupi segala kebutuhan kita betapa banyak orang yang tidak tercukupi kebutuhannya dan tidak punya tempat tinggal."
(Muslim)

85. Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada setitik kesombongan." (Muslim)

86. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ketika seseorang berjalan dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya sendiri dan dengan rambut yang disisir, berlagak dalam jalannya maka Allah tiba-tiba membenamkannya ke tanah sehingga turun dan tenggelam sampai hari kiamat."
(Muttafaq 'alaih)

87. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia menghormati tamunya, hak tamu sebagai hadiah adalah sehari semalam. Dan hak orang bertamu itu selama tiga hari, selebihnya adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan sesuatu yang membuat kesal tuan rumah." (Bukhari)

88. "Senyumanmu ketika bertemu saudaramu adalah sedekah." (Tirmidzi)

89. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw pernah melihat sahabat memakai cincin emas, lalu beliau mencopot dan membuangnya, lalu berkata, "Seseorang di antara kalian telah memasang bara api neraka ditangannya." (Muslim)

90. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Demi Allah, aku mohon ampun dan bertobat lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari."
(Bukhari)

91. "Orang yang kikir adalah orang yang apabila aku disebut dihadapannya, orang itu tidak mau bershalawat kepadaku." (Tirmidzi)

92. "TIdak berkumpul satu kaum dalam majelis dan tidak disebut di dalamnya nama Allah serta tidak bershalawat kepada nabinya kecuali ditimpakan kepada mereka kebohongan. Kalau Allah menghendaki mereka akan disiksa dan kalau Dia berkehendak mereka diampuni." (Tirmidzi)

93. Dari Mu'adz r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus saya sebagai gubernur di negeri Yaman maka Rasulullah saw berpesa kepadaku, "Engkau akan menghadapi kaum ahli kitab maka ajaklah mereka kembali kepada kalimat Syahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah Rasulullah. Jika mereka telah menurut kepada ajakan itu, beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka mengerjakan shalat lima kali sehari semalam dalam lima waktu. Jika mereka telah taat, beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat (sedekah) yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada fakir miskin. Jika mereka telah menaati itu maka berhati-hatilah kamu dari kekayaan mereka terutama yang benar-benar mereka sayangi dan takutlah kamu dari doa orang yang teraniaya karena tidak ada dinding antara doa itu dengan Allah." (Bukhari - Muslim)

94. Dari Abu Humaid (Abdurrahman) bin Sa'ad Saldy r.a. berkata: Rasulullah saw mengangkat Ibnu al-Lutbiyah dari suku al-Azd untuk mengumpulkan zakat dan ketika ia telah kembali kepada Rasulullah, ia berkata, "Yang ini untukmu dan yang ini saya terima sebagai hadiah dari orang-orang." Maka Rasulullah saw segera naik ke atas mimbar dan setelah memuji syukur kepada Allah, beliau berkata, "Amma ba'du, adapun saya mengangkat seseorang untuk suatu tugas yang diberikan. Ini bagianmu dan ini saya sendiri telah mendapat hadiah dari orang-orang. Mengapakah ia tidak duduk-duduk saja di rumah ibu atau ayahnya sehingga datang hadiah itu kepadanya jika memang benar-benar demikian. Demi Allah tidak ada seorang yang mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali pasti akan dipikulnya di hari kiamat. Maka saya akan ketahui seseorang yang memikul unta atau lembu atau kambing yang mengembik." Kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat putih ketiaknya sambil bersabda, "ALLAHUMMA HAL BALLAGHTU (Ya Allah, saya telah menyampaikan)." (Bukhari - Muslim)

95. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika salah seorang kamu mengerjakan shalat mengimami orang banyak maka hendaklah ia meringankan karena mungkin diantara makmum ada orang lemah, orang sakit atau orang tua dan apabila melaksanakan shalat sendirian maka bolehlah memanjangkan sesukanya." (Bukhari - Muslim)

96. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara bagi sesama Muslim yang lain; tidak boleh menganiaya atau membiarkan dianiaya. Dan barangsiapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan melaksanakan hajatnya. Dan barangsiapa membebaskan kesusahan seorang Muslim maka Allah akan membebaskannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat." (Bukhari - Muslim)

97. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa melapangkan suatu kesukaran dunia pada seorang Mukmin maka Allah akan baginya kesukaran hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan kemiskinan seorang miskin maka Allah akan meringankan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib orang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Dan barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan tidak berkumpul suatu kaum dalam Baitullah (masjid untuk membaca dan mempelajari kitab Allah melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi rahmat, dikerumuni Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di depan para Malaikat-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amal perbuatannya maka tidak dapat dipercepat oleh nasab (tidak lekas naik derajatnya)." (Bukhari - Muslim)

98. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya di rumah melainkan dengan izin suaminya. Dan tidak boleh bagi istri mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya." (Bukhari - Muslim)

99. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya mengenai kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Pelayan (buruh) adalah pemeliharaharta majikannya dan akan ditanya mengenai pemeliharaannya. Maka kamu sekalian adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya." (Bukhari - Muslim)

100. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-Ash r.a. berkata: Ada seseorang datang menghadap kepada Rasulullah saw dan berkata, "Saya berbai'at kepadamu, ya Rasulullah, untuk berhijrah dan berjihad dengan mengharap pahala dari Allah." Rasulullah saw bertanya, "Apakah ada yang masih hidup salah seorang dari ayah bundamu?" Orang itu menjawab, "Bahkan keduanya masih hidup." Rasulullah saw bersabda, "Engkau mengharap pahala dari Allah?" Orang itu menjawab, "Ya." Nabi saw bersabda, "Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan perbaikilah pelayananmu kepada keduanya." (Bukhari - Muslim)

101. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk bagaikan pembawa misk (kasturi) dan peniup api. Maka pembawa misk itu ada kalanya memberi kepadamu atau engkau memberi kepadanya atau engkau mendapat bau harum daripadanya. Adapun peniup api maka kalau tidak membakar pakaianmumaka kau akan mendapatkan bau busuk daripadanya." (Bukhari - Muslim)

102. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,"Aku diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sesungguhnya kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah mengerjakan semua itu, berarti telah terjamin daripadaku darah dan harta mereka kecuali karena kewajiban Islam dan perhitungan mereka terserah kepada Allah." (Bukhari - Muslim)

103. Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitanya kemudian Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan keindahan dunia." (Bukhari - Muslim)

104. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu." (Bukhari - Muslim)

105. Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang di lebih baik dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka Allah akan mencukupinya." (Bukhari - Muslim)

106. Dari Umar r.a. berkata: "Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba-tiba tampaklah oleh kami seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, "Hai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!" Maka jawab Rasulullah saw, "Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah (Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya." Berkata orang itu, "Benar." Kami heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang itu, "Beritahukanlah padaku tentang Iman." Jawab Nabi saw, "Engkau beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk." Berkatalah orang itu, "Benar." Bertanya lagi orang itu, "Maka beritahukanlah padaku tentang Ihsan." Jawab Nabi, "Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihat engkau." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku tentang hari Qiamat." Jawab Nabi, "Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari si penanya." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya." Jawab Nabi, "Diantaranya jika seorang hamba telah melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan." Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi saw berkata, "Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?" Jawabku, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi saw berkata, "Dia itu Jibril datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian." (Muslim)

107. Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw dan dialah yang selalu benar dan dibenarkan, "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat maka ia meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, ia celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain dari pada-Nya, sungguh seorang di antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga sehingga tidak ada antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah atasnya takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk neraka." Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka dahululah ketentuan Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli syurga maka iapun masuk ke dalam syurga." (Bukhari - Muslim)

108. Dari Ummil Mu'minin, ibunya Abdillah, Aisyah r.a. berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw, "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru (bid'ah) dalam urusan (agama) kami ini, yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak." (Bukhari - Muslim)

109. Dari Abi Abdillah An-Nu'man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh sesuatu yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, antara keduanya ada hal yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa yang menjaga dirinya dari syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya dan siapa yang melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh dalam perkara haram seperti penggembala di sekeliling tanah larangan (milik orang), lambat laun ia akan masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap raja ada larangannya. Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati." (Bukhari - Muslim)

110. Dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Agama itu adalah nasehat." Kami bertanya, "Untuk siapa ya Rasulullah?" Rasulullah saw bersabda, "Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam-imam Muslimin dan bagi Muslimin umumnya." (Muslim)

111. Dari Abi Hurairah Abdir-Rahman bin Shakhr r.a. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Apa-apa yang telah kami larang untukmu maka jauhilah dan apa-apa yang telah kami perintahkan kepadamu maka kerjakanlah sebisamu. Celakanya orang-orang sebelum kamu adalah karena banyak pertanyaan dan perselisihan terhadap Nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)." (Bukhari - Muslim)

112. Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah saw dan kesayangannya berkata: Aku telah hafal sabda dari Rasulullah saw, "Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, kerjakan apa-apa yang tidak meragukan kamu." (Tirmidzi - Nasa'i)

113. Dari An-Nawas bin Sam'an r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu." (Muslim)

114. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memaafkan - karenaku - dari ummatku amal-amal yang khilaf, lupa dan yang dipaksakan atas mereka." (Ibnu Majah - Baihaqi-dll)

115. Dari Abi Abbas Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi r.a. berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan berkata, "Wahai Rasulullah! Tunjukkilah aku pada suatu amal yang jika aku kerjakan, aku dicintai Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah saw bersabda, "Zuhudlah engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau. Zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintai engkau." (Ibnu Majah-dll)

116. Dari Abi Tsa'labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah kamu meninggalkannya dan telah menentukan beberapa batas maka janganlah kamu melampauinya dan telah mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu melanggarnya dan Ia telah diam dari beberapa perkara sebab rahmat bagimu bukan karena lupa maka janganlah kamu mempersoalkannya." (Ad-Daruquthni-dll)

117. Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari r.a. dari Nabi saw yang diriwayatkan dari Allah Azza wajalla: Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman, "Hai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan di antaramu haram maka janganlah kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberi makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian, hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian. Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Akudan kalian tidak dapat memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir daripadamu, manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling taqwa diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai hamba-Ku! Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya, mereka berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka Aku berikan setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku Sungguh itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya. Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri."(Muslim)

118. Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang Mu'min dengan apa yang telah diperintahkan kepada Rasul-rasul maka Allah telah berfirman, "Hai Rasul-rasul! Makanlah dari segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik." Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman! Makanlah dari apa yang telah Kami rizkikan padamu." Kemudian beliau menceritakan seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya, rambutnya kusut penuh debu. Dia berkata: Wahai Rabbi, Wahai Rabbi sedang makanannya haram, pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram maka bagaimana akan diterima do'anya? (Muslim)

119. Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw berkata: Bahwa Allah berfirman, "Barangsiapa memusuhi orang yang setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah menyatakan PERANG terhadapnya dan tidaklah beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai seperti jika ia melakukan kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku mencintainya dan jika Aku mencintainya, jadilah Aku sebagai telinganya untuk mendengar dan sebagai matanya untuk melihat dan sebagai tangannya untuk berjuang dan sebagai kakinya untuk berjalan dan jika ia minta kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku memberi perlindungan kepadanya." (Bukhari)

120. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Ta'ala berfirman, "Wahai anak Adam! Selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan ampunkan segala dosa yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai anak Adam! Walaupun dosamu sampai setinggi langit kemudian meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi tetapi engkau tidak sekutukan sesuatu yang lain dengan-Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (Tirmidzi)

121. "Hai segenap manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan dan sambunglah tali persaudaraan (silahturrahmi) serta shalatlah di kala manusia tidur di kegelapan malam, niscaya kamu akan masuk surga dengan penuh kesejahteraan." (Tirmidzi)

122. Dari Abu Hurairah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw, bagaimana bangunan surga itu? Beliau menjawab, "Terbuat dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya adalah kesturi yang sangat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, sedang debunya adalah za'faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang memasukinya, ia akan senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak pernah mati, pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah sirna."
(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

123. Dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi saw bersabda, "Barangsiapa memberi infaq kepada dua orang isteri di jalan Allah maka ia akan diseru di surga, 'Hai Abdullah, ini adalah suatu kebajikan.' Jika ia termasuk orang yang tekun shalat maka ia akan diseru dari Pintu Shalat. Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru dari Pintu Jihad. Jika ia orang yang suka bersedekah maka ia akan dipanggil dari Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang rajin shaum maka akan diseru dari Pintu Rayyaan." Kemudian Abu Bakar r.a. berkata, "Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari pintu-pintu ini karena darurat. Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?" Rasulullah saw menjawab, "Ya dan aku berharap engkau salah satunya." (Muslim)

124. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat aku datang mengetuk pintu surga. Kemudian penjaganya (malaikat) bertanya, 'Siapakah engkau?' 'Muhammad' jawabku. Lalu malaikat itu berkata, “Aku dilarang oleh Allah untuk membuka pintu surga ini kepada siapapun sebelum engkau.'" (Muslim)

125. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya perumpamaanku dengan apa yang kubawa dari Allah adalah laksana seorang lelaki yang mendatangi suatu kaum. Laki-laki tersebut berkata, 'Aku melihat tentara dengan mataku. Dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang berterus-terang. Maka taatilah.' Sekelompok kaum ada yang menaatinya dan mereka pergi sehingga mereka selamat. Sementara sekelompok yang lain diam di tempatnya sehingga diserang musuh dan hancur binasa. Kelompok yang pertama seperti orang yang menaati aku, sedangkan kelompok kedua seperti orang yang tidak menaatiku." (Muslim)

126. "Barangsiapa yang mati tidak berperang dan tidak terlintas di hatinya untuk ikut berperang maka ia mati membawa sifat kemunafikan." (Muslim)

127. Dari Usman bin 'Affan r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dengan sempurna dan shalat dengan khusyu', sambil memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa." (Muslim)

128. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ketika Allah menciptakan makhluk, Ia menulis di buku (catatan) sementara di sisi-Nya di atas 'Arasy-Nya, 'Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.'" (Muttafaq 'Alaih)

129. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sekiranya seorang mukmin mengetahui siksaan Allah, niscaya tidak seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya. Dan seandainya seorang kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya ia tidak putus asa dari surga-Nya." (Muslim)

130. Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa." (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)

131. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Allah menyegerakan siksaannya di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka Ia menangguhkannya sampai pada hari kiamat nanti." (Tirmidzi)

132. "Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah sebagai orang yang baik baik maka Ia memberikannya pemahaman dalam agama." (Bukhari - Muslim dan Ibnu Majah)

133. "Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling sangat gigih dalam permusuhan." (Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai)

134. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap keluarganya."
(Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai)

135. Dari Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!" Rasulullah saw menjawab, 'Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.' Kemudian beliau bersabda, 'Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam.' Lalu Rasulullah saw membaca ayat betikut: 'Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (As Sajdah 16-17). Lalu beliau bersabda, 'Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?' Aku menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah!" Maka beliau berkata, 'Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!' 'Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?' tanya beliau lagi. "Ya," jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, 'Peliharalah ini!' Kemudian aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?" Maka Rasulullah saw bersabda, 'Hai ... ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'"
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)

136. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Bilal, "Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apa yang paling banyak mengandung harapan yang telah kau kerjakan dalam Islam. Aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga." Bilal menjawab, "Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa, selain melakukan shalat setiap usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu shalat yang ditetapkan untuk aku lakukan." (Bukhari - Muslim)

137. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw maka tampillah Bilal untuk adzan." Selesai Bilal adzan, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mengucapkan kalimat ini dengan yakin, ia pasti masuk surga." (Bukhari - Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

138. Dari Abu Said Al Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika kalian mendengar muadzin maka ikutilah apa yang diucapkannya."
(Bukhari - Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

139. Dari Rabi'ah bin Ka'ab r.a. berkata, "Aku pernah bermalam bersama Rasulullah saw. Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya, beliau bertanya, 'Tiadakah engkau bertanya kepadaku?' Maka aku menjawab, 'Aku meminta supaya aku menjadi temanmu di surga.' Beliau bertanya lagi, 'Tidak meminta yang lain?' 'Tidak,' jawabku. Maka beliau bersabda, 'Perbanyaklah sujud.'" (Muslim)

140. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Amal manusia yang pertama kali dihisab ialah shalat." Allah berfirman kepada malaikat – meskipun sebenarnya Dia telah mengetahui -- "Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?" Jika sempurna maka tulislah sempurna. Bila kurang, Allah berfirman, "Lihatlah shalat sunnahnya, bagaimana?" Bila si hamba rajin shalat sunnah saat di dunia maka Allah berfirman, "Tambahkanlah shalat fardhunya dengan shalat sunnahnya!" Kemudian malaikat melakukannya. (Abu Daud)

141. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang laki-laki pernah mengunjungi saudaranya di sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya, 'Mau kemana kau?' Ia menjawab, 'Aku akan mengunjungi saudaraku di kampung ini.' Malaikat bertanya, 'Apakah karena ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?' Ia menjawab, 'Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah.' Lalu malaikat berkata, 'Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'"(Muslim)

142. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seseorang masuk surga ingin kembali ke dunia dan dia tidak mempunyai sesuatu pun di dunia kecuali orang yang syahid. Ia mengharap dapat kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh sampai sepuluh kali karena kemuliaan yang ia peroleh." (Bukhari - Muslim dan Tirmidzi)

143. Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang surga itu hak dan neraka itu hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan amalnya di dunia." Ubadah menambahkan, "Masuk surga dari pintunya yang delapan sekehendaknya."
(Bukhari - Muslim.
Lafazhnya dari Bukhari)

144. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, kami berlayar di laut dan kami hanya membawa air sedikit, jika kami memakai air itu untuk berwudhu' maka kami akan kehausan; bolehkah kami berwudhu' dengan air laut?" Rasulullah saw menjawab, "Air laut itu suci lagi menyucikan, bangkainya halal dimakan."
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)

145. Rasulullah saw bersabda, "Cara mencuci bejana seorang dari kamu, apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah." (Muslim)

146. Rasulullah saw bersabda, "Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang berkah." (Abu Daud)

147. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw suka mendahulukan anggota kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam segala halnya." (Bukhari - Muslim)

148. Dari Busrah binti Shafwan, sesungguhnya Nabi saw berkata, "Laki-laki yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) janganlah shalat sebelum ia berwudhu."
(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)

149. Rasulullah saw berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy, "Apabila datang haidh itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haidh itu, hendaklah engkau mandi dan shalat." (Bukhari)

150. Dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri berkata: Ada dua orang laki-laki dalam perjalanan, lalu datang waktu shalat sedangkan air tidak ada, lantas keduanya bertayammum dengan debu yang suci dan shalat, kemudian keduanya memperoleh air dan waktu shalat masih ada. Seorang diantara keduanya lantas berwudhu' dan mengulang shalatnya dan yang lain tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah saw dan diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah saw. Beliau lalu berkata kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar engkau dan shalatmu sah" dan kepada orang yang mengulang shalat dengan berwudhu' beliau berkata, "Bagimu ganjarannya dua kali lipat." (Nasa'i dan Abu Daud)

151. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memberi makanan bagi orang yang puasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak ganjaran orang yang puasa itu, tidak kurang sedikit pun." (Tirmidzi)

152. Dari Anas: Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw, "Apakah sedekah yang lebih baik?" Rasulullah saw menjawab, "Sedekah yang paling baik ialah sedekah pada bulan Ramadhan." (Tirmidzi)

153. Dari Abu Ayyub: Rasulullah saw berkata, "Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa sepanjang masa." (Muslim)

154. Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw telah berkata dalam pidato beliau, "Hai manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadat haji maka hendaklah kamu kerjakan." Seorang sahabat bertanya, "Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?" Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya itu mendesak sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berkata, "Kalau saya menjawab 'ya', sudah tentu menjadi wajib setiap tahun, sedangkan kamu tidak akan kuasa mengerjakannya, biarkanlah apa yang saya tinggalkan (artinya jangan ditanya karena boleh jadi jawabannya memberatkanmu)." (Ahmad, Muslim dan Nasa'i)

155. Dari Ibnu 'Abbas: Nabi saw telah berkata, "Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari suatu halangan yang akan merintanginya." (Ahmad)

156. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah dengan niat." (Bukhari)

157. Dari Ibnu 'Umar: Nabi saw bersabda, "Tidak boleh bagi perempuan yang ihram memakai tutup kepala dan tidak boleh memakai sarung tangan." (Bukhari dan Ahmad)

158. Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah saw pernah melewati suatu onggokan makanan yang akan dijual, lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan itu, tiba-tiba jari beliau di dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau yang basah itu dan berkata, "Mengapakah ini?" Jawab yang mempunyai makanan, "Basah karena hujan ya Rasulullah."Beliau bersabda, "Mengapa tidak engkau taruh di sebelah atas supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa yang mengecoh maka ia bukan umatku." (Muslim)

159. Dari Ibnu Mas'ud: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, "Seorang muslim yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah-olah ia telah bersedekah kepadanya satu kali." (Ibnu Majah)

160. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid; Dua orang yang berkasih sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul maupun berpisah; Seorang lelaki yang diajak berbuat serong oleh wanita bangsawan yang cantik kemudian ia menolak dan berkata, 'Saya takut kepada Allah'; Orang yang bersedekah dengan diam-diam; Orang yang senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian kemudian mencucurkan air mata." (Bukhari - Muslim)

161. Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah pada suku Juhainah maka ketika kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba aku dan seorang Anshar bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah mengepungnya, ia berkata, "LAA ILAAHA ILLALLAAH." Maka sahabatku orang Anshar itu menyuruh aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus saja menikam dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah kembali ke Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw maka beliau bertanya, "Hai Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Jawabku, "Ya Rasulullah, ia hanya akan menyelamatkan diri." Rasulullah saw bertanya, "Apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?" Maka Rasulullah saw mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku ingin andaikan aku baru masuk Islam pada hari itu. (Bukhari - Muslim)

162. Dalam riwayat lain: Rasulullah saw bertanya, "Apakah sesudah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH' masih juga engkau membunuhnya?" Jawabku, "Ya Rasulullah, ia berkata begitu mungkin hanya karena takut kepada senjataku." Nabi saw bersabda, "Apakah sudah engkau belah dadanya sehingga engkau mengetahui dengan jelas, apakah ia berkata karena takut atau tidak." Maka Rasulullah saw masih saja mengulang-ulang kalimat itu,sehingga aku ingin kiranya aku baru masuk Islam pada hari itu.

163. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Dapat dipastikan atas manusia bagiannya dari zina yang pasti mengenainya tanpa dapat dielakkan lagi. Dua mata zinanya adalah pandangan mata; Dua telinga zinanya adalah mendengarkan; Lidah zinanya adalah perkataan; Tangan zinanya adalah menampar; Kaki zinanya adalah melangkah; Hati zinanya adalah menyukai dan mengharapkan. Semua perzinaan itu, kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya." (Bukhari - Muslim)

164. Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Saya memberikan kuda kepada seseorang dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya dengan harga murah. Maka saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, "Jangan engkau membeli dan jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia memberikan kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik kembali sedekahnya bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya." (Bukhari - Muslim)

165. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka sedusta-dusta berita." (Bukhari - Muslim)

166. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah kamu menawar barang hanya untuk menjerumuskan orang lain." (Bukhari - Muslim)

167. Abu Ayyub r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot (memusuhi) saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari. Keduanya berpapasan lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam." (Bukhari - Muslim)

168. Abu Sa'id (Tsabit) bin adh-Dhahhak al-Anshari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu agama selain Islam, padahal ia sengaja berdusta maka ia tercatat sebagaimana yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat itu pula pada hari kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang melaksanakan nadzar terhadap apa yang tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu'min sama artinya dengan membunuhnya."
(Bukhari - Muslim) Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata, "Demi Allah, jika saya berdusta maka saya kafir," padahal ia sengaja berdusta maka Allah akan mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu.

169. Anas r.a. berkata: Suatu hari Rasulullah saw berkhutbah. Belum pernah aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah saw bersabda, "Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak menangis." Seketika itu aku melihat sahabat-sahabat Nabi saw menutup mukanya masing-masing sambil menangis terisak-isak.(Bukhari - Muslim) Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat- sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah itu Rasulullah saw bersabda, "Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan. Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.

170. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Akan berpeluh manusia di hari kiamat hingga mengalir peluh mereka sampai tujuh puluh hasta dan tenggelam mereka dalam peluhnya sendiri hingga ke mulut dan telinga mereka." (Bukhari - Muslim)

171. Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah separuh biji kurma." (Bukhari - Muslim)

172. 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan dihimpun pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih kulup (belum berkhitan)." 'Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, apakah lelaki dan perempuan akan berkumpul dan masing-masing akan melihat kepada yang lainnya?" Nabi saw menjawab, "'Aisyah, suasana pada hari itu jauh lebih berat dari sekadar sebagiannya mereka memperhatikan sebagian yang lain." (Bukhari - Muslim)

173. Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku membonceng dibelakang Rasulullah saw di atas himar, tiba-tiba beliau bertanya, "Hai Mu'adz, tahukah engkau, apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba? Dan apakah hak hamba yang akan diberikan oleh Allah?" Jawab Mu'adz, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Maka Nabi saw bersabda, "Hak Allah yang diwajibkan atas hamba adalah menyembah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba yang akan diberikan Allah adalah tidak akan menyiksa orang yang tidak
menyekutukan-Nya." Saya bertanya, "Bolehkah aku kabarkan yang demikian itu kepada orang banyak?"
Jawab Nabi saw, "Jangan, nanti mereka tidak mau berusaha."

174. Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam qubah, kurang lebih empat puluh orang maka Nabi saw bersabda, "Sukakah kamu jika kamu menjadi seperempat dari ahli surga?" Jawab kami, "Ya." Bersabda Nabi saw, "Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu menjadi separuh dari penduduk surga. Yang demikian itu karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang Muslim, sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik bagaikan rambut putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu merah." (Bukhari - Muslim)

175. Dari 'Amr bin 'Auf r.a. berkata: Rasulullah mengutus Abu 'Ubaidah bin al-Jarrah r.a. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan kembali Abu 'Ubaidah itu terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama Rasulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka kemudian bersabda, "Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu 'Ubaidah yang membawa harta banyak?" Jawab mereka, "Benar, ya Rasulullah." Lalu Nabi saw bersabda, "Sambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk mencapai semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu, sebagaimana telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka." (Bukhari - Muslim)

176. Dari 'Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat bertanya, "Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? Dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah." (Bukhari - Muslim)

177. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Berlindunglah kamu kepada Allah dari beratnya bala', menimpanya kesukaran, keburukan takdir dan cemoohan musuh." (Bukhari - Muslim)

178. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., "Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah." (Bukhari - Muslim)

179. Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari seorang hamba begitu saja, tetapi akan mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, hingga apabila telah habis orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat orang-orang yang bodoh untuk menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka ditanya, mereka akan memberikan fatwa tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka mereka itu sesat dan menyesatkan." (Bukhari - Muslim)

180. Dari 'Aisyah r.a. berkata kepada 'Urwah, "Demi Allah, hai kemenakanku, kami keluarga Nabi saw adakalanya melihat bulan berganti tiga kali dalam dua bulan, sedangkan di rumah-rumah Rasulullah saw tidak dinyalakan api." 'Urwah bertanya, "Apa makananmu?" 'Aisyah menjawab, "Kurma dan air. Hanya saja adakalanya tetangga Rasulullah saw mengirim hadiah susu ternak mereka." (Bukhari - Muslim)

181. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Suatu hari 'Aisyah r.a. mengeluarkan kain dan sarung yang tebal, ditunjukkan kepada kami sambil berkata, "Rasulullah saw ketika meninggal dunia sedang memakai sarung dan kain ini." (Bukhari - Muslim)

182. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bukanlah orang miskin itu yang berkeliling meminta-minta kepada orang banyak sehingga tertolak dari satu dua suap makanan atau satu dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sesungguhnya dan yang dikehendaki oleh Islam untuk dibantu ialah orang yang tidak mempunyai penghasilan yang mencukupi dan yang tidak diingat orang untuk disedekahi serta tidak suka pergi meminta-minta kepada orang lain." (Bukhari - Muslim)

183. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh, sekiranya salah seorang dari kamu itu pergi mencari kayu dan dipikul di atas pundaknya, lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak." (Bukhari - Muslim)

184. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Setiap hamba Allah melewati waktu paginya, tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, "Ya Allah, berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang suka memberi (dermawan)." Malaikat yang kedua berdoa, "Ya Allah, berilah kepada orang yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya." (Bukhari - Muslim)

185. Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Tidak boleh seorang menginginkan hak orang lain kecuali dua macam yaitu seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah lalu digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah
lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia." (Bukhari - Muslim)

186. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al Qur'an lalu ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk segala amal kebaikan." (Bukhari - Muslim)

187. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat Muhajirin datang mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala, tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan yang abadi." Nabi saw bertanya, "Mengapakah demikian?" Mereka menjawab, "Mereka shalat sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak." Rasulullah saw bersabda, "Sukakah aku ajarkan kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak seorangpun yang lebih utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti perbuatanmu?" Mereka menjawab, "Baiklah, ya Rasulullah." Nabi saw bersabda, "Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH), takbir (ALLAAHU AKBAR) dan tahmid (ALHAMDULILLAAH) setiap selesai shalat 33 kali." Kemudian sesudah itu para fakir miskin itu kembali mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, saudara-saudara kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan kami maka mereka berbuat sebagaimana perbuatan kami." Maka Nabi saw bersabda, "Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya." (Bukhari - Muslim)

188. Dari Ash-Sha'ab bin Jatstsamah r.a. berkata: Saya memberi hadiah himar liar kepada Rasulullah saw, tiba-tiba ditolak dan ketika Nabi saw melihat wajahku berubah (karena merasa kecewa), beliau bersabda, "Kami tidak menolak pemberianmu itu melainkan karena kami sedang melakukan ihram (Orang yang sedang berihram dilarang memburu dan menangkap binatang liar)." (Bukhari - Muslim)

189. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw datang dari bepergian sedang beranda rumah kututup dengan tabir yang bergambar patung maka ketika Rasulullah saw melihatnya, beliau merobek-robeknya seraya berkata, "Manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang menyerupakan ciptaan Allah." (Bukhari - Muslim)

190. Dari 'Aisyah r.a. berkata, "Belum pernah aku melihat Rasulullah saw tertawa sehingga terlihat langit-langit mulutnya tetapi beliau selalu tersenyum." (Bukhari - Muslim)

191. Dari Abu Umar r.a. berkata, "Rasulullah saw biasa jika keluar dari jalan asy-Syajarah dan jika kembali dari jalan al-Mu'arris. Dan jika masuk Makkah dari jalan ats-Tsaniyatul 'Ulya dan jika keluar dari ats-Tsaniyatus-sufla." (Bukhari - Muslim)

192. Dari Abu Mas'ud (Uqbah) bin 'Amr al-Badri r.a. berkata: Seseorang datang kepada Nabi saw dan berkata, "Saya terpaksa mundur dari shalat jama'ah Shubuh karena Fulan (Imam) memanjangkan bacaannya." Berkata Uqbah, "Maka saya tidak pernah melihat Nabi saw marah dalam suatu nasihat sebagaimana waktu itu." Nabi saw bersabda, "Hai sekalian manusia, seseungguhnya diantaramu ada orang-orang yang membenci orang lain. Maka barangsiapa diantaramu mengimami orang banyak, hendaklah ia meringkas (bacaan suratnya) karena di belakangnya ada orang yang sudah lanjut usia, orang yang lemah dan orang yang mempunyai kepentingan." (Bukhari - Muslim)

193. Dari Abu Ya'la (Ma'qil) bin Yasar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seseorang yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyatnya kemudian ketika mati, ia masih menipu rakyatnya melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya." (Bukhari - Muslim)

194. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Seorang Muslim wajib mendengar dan taat kepada pemerintahnya pada apa yang disetujui dan yang tidak disetujui, kecuali jika diperintah bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat, ia tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat." (Bukhari - Muslim)

195. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Aku bersama dua orang sepupuku masuk kepada Rasulullah saw, maka salah seorang dari sepupuku berkata, "Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu." Sepupuku yang kedua juga berkata demikian, maka Rasulullah saw bersabda, "Demi Allah, kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau orang yang berambisi pada jabatan itu." (Bukhari - Muslim)

196. Dari Abu Sa'id (Abdurrahman) bin Samurah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepadaku, "Ya Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam pemerintahan karena jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu." (Bukhari - Muslim)

197. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw melewati seseorang yang sedang menasihati saudaranya karena pemalu, maka Nabi saw bersabda, "Biarkanlah ia karena sesungguhnya sifat malu itu sebagian dari Iman." (Bukhari - Muslim)

198. Dari Abu Wa'il (Syaqiq) bin Salamah berkata: Biasanya Ibnu Mas'ud r.a. memberi ceramah kepada kami setiap hari kamis, maka seseorang berkata kepadanya, "Hai Abu Abdurrahman, aku ingin agar engkau suka memberi ceramah setiap hari." Ibnu Mas'ud menjawab, "Tiada halangan bagiku untuk memberi ceramah setiap hari, hanya saja aku khawatir akan menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi ceramah dalam waktu yang jarang, sebagaimana Rasulullah saw pernah memberi ceramah kepada kami, khawatir akan membuatmu jemu dari nasehat." (Bukhari - Muslim)

199. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila bersandal salah seorang kamu, hendaklah ia mendahulukan kaki yang kanan dan jika melepas, hendaklah ia mendahulukan kaki yang kiri. Hendaklah yang kanan lebih dahulu disandali dan yang terakhir dilepaskan." (Bukhari - Muslim)

200. Dari 'Amr bin Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan kepadaku, "Bacalah BISMILLAH dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu." (Bukhari - Muslim)

201. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Selamanya Rasulullah saw tidak pernah mencela makanan, maka jika beliau suka, dimakannya dan jika beliau tidak suka, ditinggalkannya makanan itu." (Bukhari - Muslim)

202. Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw melarang kami dari pakaian sutera yang halus atau tebal dan minum dari bejana emas atau perak lalu beliau bersabda, "Itu semua untuk orang-orang kafir di dunia dan untuk kamu di akhirat." (Bukhari - Muslim)

203. Dari Ummu Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang minum dari bejana perak seolah-olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam." (Bukhari - Muslim) Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam.

204. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Segerakanlah pemakaman jenazah, maka jika ia jenazah orang shaleh, berarti kamu menyegerakan ia kepada kebaikan dan jika sebaliknya, berarti kamu telah melepaskan kejahatan dengan segera dari bahumu (pundakmu)." (Bukhari - Muslim)

205. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Ketika istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti jalannya Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia disambut dengan ucapan, "Selamat datang anakku," kemudian ia didudukkan di sebelah kanan atau kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya, beliau berbisik kembali kepadanya, lalu tertawalah Fatimah. Maka aku berkata, "Rasulullah saw mengistimewakan dengan rahasia-rahasia atas Fatimah lebih dari istri-istrinya." Maka menagislah aku dan ketika Rasulullah saw telah pergi dari tempat itu, aku bertanya kepada Fatimah, "Apa yang dikatakan Rasulullah saw tadi kepadamu?" Fatimah menjawab, "Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah saw." Kemudian setelah Rasulullah saw meninggal, aku berkata, "Sungguh aku ingin mendapat keterangan tentang apa yang dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu itu." Fatimah menjawab, "Kini baiklah. Pada bisikan pertama Nabi saw memberitahukan bahwa Jibril biasa mengulangi padanya bacaan al-Qur'an setiap tahun satu kali dan kini dia mengulanginya sampai dua kali, 'Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat, maka bertakwalah kamu kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahului kamu,' karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau melihat aku sangat sedih, beliau membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya, 'Hai Fatimah, tidak puaskah engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian Mu'min atau wanita yang utama dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku karenanya." (Bukhari - Muslim)

206. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Barangsiapa menurunkan kainnya dibawah mata kaki karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya dengan pandangan rahmat pada hari kiamat." Maka Abubakar r.a. bertanya, "Ya Rasulullah, kainku selalu turun kebawah mata kaki, kecuali jika kujaga benar-benar." Nabi saw bersabda, "Engkau tidak berbuat itu karena sombong." (Bukhari - Muslim)

207. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Allah tidak akan melihat dengan pandangan rahmat pada hari kiamat kepada siapa yang memakai (menurunkan) kainnya karena sombong." (Bukhari - Muslim)

208. Dari Anas r.a berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memakai kain sutera di dunia, maka tidak akan memakainya di akhirat." (Bukhari - Muslim)

209. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah engkau memakai kain sutera, maka barangsiapa memakainya di dunia, tidak akan memakainya di akhirat." (Bukhari - Muslim)

210. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka ia akan mendapat pahala satu qirath dan barangsiapa menghadirinya hingga dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua qirath." Ketika ditanya, "Aapakah dua qirath itu?" Nabi saw menjawab, "Sebesar dua bukit yang besar-besar." (Bukhari - Muslim)

211. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, Bagaimanakah pendapatmu seumpama ada sebuah sungai di muka pintu salah seorang dari kamu, lalu ia mandi daripadanya setiap hari lima kali, apakah masih ada tertinggal kotorannya?" Para sahabat menjawab, "Tidak." Nabi saw bersabda, "Maka demikianlah shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa dengannya." (Bukhari - Muslim)

212. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Kekasihku Rasulullah saw pernah berpesan kepadaku supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur." (Bukhari - Muslim)

213. Dari Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka ada sebagian tanah yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang keras kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku, lalu mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku."
(Bukhari - Muslim)

214. Abu Sa'id al-Khudri r.a. mendengar Rasulullah saw bersabda, "Jika salah seorang kamu melihat mimpi yang disukai, maka itu dari Allah dan hendaklah diceritakannya kepada orang lain."Dalam riwayat lain: "Jangan diberitakan kecuali kepada orang yang engkau sukai. Dan jika mimpi yang menakutkan, maka itu dari setan dan hendaklah ia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tidak menceritakannya kepada orang lain, maka tidak akan berbahaya baginya. (Bukhari - Muslim)

215. Dari Abu Qatadah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Impian yang baik dari Allah dan impian yang buruk dari syetan. Maka barangsiapa bermimpi melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tiga kali dan membaca A'UDZU BILLAAHI MINASY SYATHAANIR RAJIIM tiga kali, maka tidak akan membahayakannya." (Bukhari - Muslim)

216. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah salah seorang kamu membangunkan temannya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk padanya. Tetapi hendaklah kamu memperluas (merenggangkan) untuk memberi tempat." Adalah Ibnu Umar dalam mempraktekkan hadits ini, jika seseorang bangun dari majelisnya, ia tidak suka duduk pada tempat orang itu.
(Bukhari - Muslim)

217. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk dan rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang banyak." (Bukhari - Muslim)

218. Dari Ibnu 'Abbas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Jangan menyendiri seorang lelaki dengan perempuan melainkan harus ada mahram yang menyertainya. Dan jangan berpergian seorang perempuan melainkan bersama mahramnya." Maka ada seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, istriku pergi berhaji sedangkan aku telah tercatat untuk pergi berperang." Maka Nabi saw bersabda, "Pergilah engkau berhaji bersama istrimu." (Bukhari - Muslim)

219. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang Mukmin yang membaca al-Qur'an adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur'an adalah bagaikan kurma; rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur'an adalah bagaikan bunga yang berbau harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur'an adalah bagaikan buah hanzhal yang tidak berbau dan rasanya pahit."

220. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya umatku pada hari kiamat nanti akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka, tangan dan kakinya dari bekas-bekas wudhu". Maka barangsiapa ingin memperpanjang kecermelangannya itu, hendaklah ia melakukannya. (Bukhari - Muslim)

221. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andaikan manusia benar-benar mengetahui keutamaan shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk mendapatkan shaf pertama mereka harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat berjamaah pada waktu yang awal, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendahuluinya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat shubuh dan 'isya berjamaah, pasti mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak-rangkak."

222. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila telah diserukan adzan untuk shalat maka berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut, hingga tidak terdengar olehnya suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun datang kembali. Kemudian ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya berkata, 'Ingatlah ini dan ingatlah itu.' Padahal yang demikian itu tidak pernah diingatnya sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak tahu lagi, sudah berapa rakaatkah shalat yang dikerjakannya itu."
(Bukhari - Muslim)

223. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah atau di pasarnya dengan kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian itu karena apabila ia menyempurnakan wudhu'nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah), maka tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah Malaikat mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah), 'Ya Allah, belas kasihanilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.' Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah)."
(Bukhari - Muslim)

224. Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Hai sekalian manusia, shalatlah di rumah, maka sesungguhnya seutama-utama shalat seseorang itu adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu." (Bukhari - Muslim)

225. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam dengan shalat witir." (Bukhari - Muslim)

226. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bangun malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni semua dosanya yang telah lalu." (Bukhari - Muslim)

227. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andai aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat." (Bukhari - Muslim)

228. Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Lima macam dari fitrah (kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi) yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis."
(Bukhari - Muslim)

229. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot." (Bukhari - Muslim)

230. Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya dan digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka, hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna." Jawab Sa'ad, "Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun daripadanya. Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir." Berkata Umar, "Aku kira engkau memang demikian adanya, ya Abu Ishaq." Kemudian Umar mengirim Sa'ad ke Kufah bersama beberapa orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya. Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung ditanyakan tentang Sa'ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus terang dan mereka semua memuji kebaikan Sa'ad kecuali ketika mereka masuk di masjid bani 'Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa'ad ada seorang lelaki bernama Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa'adah menjawab, "Jika engkau bertanya tentang Sa'ad maka ia adalah orang yang tidak suka keluar memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak adil." Mendengar jawaban seperti itu, Sa'ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, "Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu 'Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa'adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.'" Ternyata doa Sa'ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, "Orang yang telah terkena bala' oleh doa Sa'ad bin Abi Waqqash r.a." (Bukhari - Muslim)

231. Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, "Saya sendiri melihat orang itu telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi matanya. Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu gadis-gadis yang lewat."

232. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, "Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)."
(Bukhari - Muslim)

233. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada seseorang yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia selalu berpesan, 'Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.' Maka ketika ia berhadapan dengan Allah, Allah memaafkannya." (Bukhari - Muslim)

234. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, "Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)." (Bukhari - Muslim)

DAFTAR PUSTAKA

- M. Hasbi Ash Shiddieqy. 1988. Sejarah Perkembangan Hadist. Jakarta : Bulan Bintang.